Jumat, 27 Oktober 2017

Sejarah awal ka'bah, Rumah suci Allah




             Sejarah awal ka'bah, rumah suci Allah






















Ka'bah, bangunan suci yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, atau bahkan ada pendapat bangunan suci ini merupakan bangunan pertama yang ada di dunia.









Setiap tahunnya dikunjungi oleh jutaan umat muslim dimana ibadah haji menjadi ibadah yang ditunggu setiap umat islam.







Bahkan di indonesia saat ini, ibadah haji mesti menunggu antrian dari pemerintah karena adanya batas quota yang dikeluarkan oleh pemerintah arab saudi.






Keberadaan asal mula ka'bah menjadi polemik. Mungkin bagi para sejarahwan banyak yang bersepakat bahwa ka'bah dibangun sejak zaman nabi ibrahim dan putranya, ismail.







Tetapi beberapa kitab dan riwayat-riwayat dari para ulama menjelaskan keberadaan ka'bah adalah sejak laMa, bahkan sebelum nabi adam lahir kedunia.











bahkan Al qur'an pun menjelaskan jika pembangunan ka'bah dilakukan oleh ibrahim seperti dalam surat Al Hijr. Bahwa ibrahim  dan puteranya, ismail yang membangun bangunan suci ka'bah.
















                    
          
















Ka'bah dibangun oleh nabi adam











Ada beberapa riwayat yang menjelaskan jika ka'bah dibangun sejak zaman nabi adam.







Menurut beberapa kitab seperti ibnu luhail menjelaskan jika Allah SWT memberikan wahyu melalui jibril kepada adam.





 Bahwa nabi adam diperintahkan oleh Allah untuk membangun bangunan  suci. Maka adam berupaya membangun bangunan tersebut dan berupaya menuruti perintah Allah.




Dengan dibantu dengan hawa, Adam AS menggali tanah sebagai fondasi untuk pendirian ka'bah







Setelah bangunan tersebut jadi, Allah SWT menyampaikan wahyu melalui malaikat jibril bahwa Adam adalah manusia pertama dan ka'bah   merupakan bangunan pertama yang ada di dunia.









 





  ka'bah dibangun oleh putera nabi adam







Namun ada juga beberapa ulama seperti  ibnu qutaibah yang mengatakan bahwa ka'bah dibangun oleh putra nabi Adam yang bernama nabi syits.





Syits adalah putra nabi adam  yang alim dan taat menjalankan perintah Allah. Syits juga merupakan nabi, meskipun bukan termasuk ke dalam 25 Rasul.







Pada masa putra nabi Adam inilah, mulai dibangun ka'bah sebagai tempat ibadah bagi manusia.







Jadi sejarah ka'bah dipenuhi teka-teki dan terdapat perbedaan pandangan bagi para ulama. Bahkan ada pula yang mengatakan jika keberadaan ka'bah di tanah haram sudah dibangun oleh para malaikat sebelum hadirnya  Adam ke dunia.























  kabah dibangun sejak masa nabi ibrahim











Tetapi para sejarahwan dan ulama banyak yang bersepakat jika ka'bah dibangun pada masa nabi ibrahim. Hal serupa juga di sebutkan dalam Al Qur'an seperti surat Al Hijr.









Sejarahwan al mas'udi dalam kitabnya menjelaskan ka'bah yang dibangun oleh nabi ibrahim dan puterany ismail memiliki lebar 32 hasta. Panjang sekitar 30 hasta dan tinggi 7 hasta. dibeberapa sumber lainnya disebutkan berbeda.











Menurut at thabari dalam kitabnya menjelaskan jika pembangunan ka'bah dilakukan oleh nabi ibrahim dan putranya ismail.











Saat mendapatkan perintah dari Allah, nabi ibrahim sempat memberitahukan ismail, puteranya agar membantunya mendirikan ka'bah









Ketika bangunan ka'bah hampir selesai, nabi ibrahim menyuruh ismail agar mencari batu sebagai penanda tempat dimulainya thawaf. Lalu ismail berupaya mencari batu tersebut dari tempat ke tempat dan dari bukit ke bukit dan tidak menemukannya.







Maka ismail kembali menemui ayahya ibrahim. Tetapi ismail melihat ayahnya   membawa sebongkah batu. Dan ismail menanyakan tentang dari mana ayahnya mendapatkan batu tersebut.







Maka ibrahim AS menjelaskan bahwa batu tersebut didapatkan dari
Jibril. Dan bukan berasal dari dunia. Batu tersebut dikenal dengan nama hajar Aswad.









pada awalnya hajar aswad tersebut berwarna putih mengkilap.
seperti hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh ibnu abbas, "hajar aswad lebih putih dari susu, tetapi dosa anak anak adam yang membuatnya menjadi hitam"












           








  



    Ka'bah dijaga oleh suku jurhum











Sepeninggal ibrahim dan ismail, ka'bah dijaga oleh suku jurhum.

Ismail menikah dengan seorang putri dari  kepala suku jurhum. Isteri ismail adalah putri madhdad bin jurhum seorang pemimpin suku tersebut.





dari pernikahan dengan puteri dari kalangan suku jurhum, ismail dikaruniakan 12 orang anak. Diantaranya adalah naqits.











Setelah wafatnya nabi ismail, ka'bah sempat dijaga oleh naqits, putera nabi ismail.









Tampaknya sepeninggal nabi ibrahim dan putranya ismail ka'bah dijaga oleh suku jurhum  selama berabad-abad.









Tetapi salah seorang pemimpin jurhum bernama alharits bin madhdad berupaya membangun pos di tepian kota mekkah dan mewajibkan Siapa saja yang memasuki kota mekah harus membayar sebagian dari barang dagangannya.









Begitu juga salah satu penguasa amaliq (salah satu suku) di mekkah membangun pos di tepian kota mekkah lainnya dan melakukan hal yang sama, yakni mengambil keuntungan melalui para musafir yang datang ke kota mekkah.







Pada akhirnya terjadi keributan akan hal itu. Suku jurhum berperang dengan amaliq demi memperebutkan kota mekkah dan ka'bah.









Dalam perang suku jurhum memperoleh kemenangan dan menguasai kota mekkah dan hak menjaga ka'bah.  Selama berabad-abad ka'bah pun tetap dijaga oleh suku jurhum.











pada saat suku jurhum menjaga ka'bah, suku tersebut tidak memgizinkan adanya bangunan lain di sekitar ka'bah. Pemukiman dan rumah tempat tinggal harus berada jauh dari ka'bah sehingga ka'bah adalah satu-satunya bangunan.









malah suku jurhum juga mengusir orang-orang yang menginap atau mendirikan bangunan dekat ka'bah.










       
Ilustrasi, ka'bah pada era penjagaan oleh suku quraisy














   ka'bah dijaga oleh suku khuza'ah









Selama beberapa abad berikutnya, ka'bah dijaga oleh suku khuzaah dan penjagaan ka'bah yang dilakukan oleh suku jurhum pun berakhir.







Sejarahnya bermula dari kalangan suku jurhum. Pada saat itu terjadi pertentangan antara iyad dengan mudhar dalam kalangan suku jurhum.









pertentangan tersebut mengakibatkan perang terbuka antara kelompok yang dipimpin oleh iyad melawan mudhar.







Dalam perang tersebut pihak iyad mengalami kekalahan dan ia berupaya meluputkan dirinya ke wilayah syam di utara jazirah Arab.







Tetapi sebelumnya ia sempat mencuri batu hajar aswad dan disembunyikan sehingga tidak ada seorang pun yang tidak tahu keberadaan batu suci ka'bah tersebut.









tetapi ada seorang wanita dari suku khuzaah yang mengetahui keberadaan hajar aswad. Suku jurhum berupaya meminta pada suku khuzaah agar memberitahukan keberadaan batu hajar aswad.









Tetapi permintaan mudhar malah di sambut dengan tawaran yang berat karena suku khuzaah meminta hak atas penjagaan ka'bah.









dengan berat hati mudhar menyetujuinya dan mempersilahkan suku khuzaah mendapatkan hak penjagaan ka'bah







setelah dilakukan perundingan demi perundingan dengan mudhar. Hingga akhirnya mudhar terpaksa menyerahkan urusan penjagaan ka'bah itu kepada suku khuzaah.







batu suci hajar aswad pun ditemukan. Tetapi hak kepengurusan ka'bah diserahkan pada suku khuzaah hingga selama berabad-abad, ka'bah dijaga oleh suku khuza'ah.











Jadi selama berabad-abad lamanya, ka'bah dijaga oleh berbagai suku di tanah jazirah Arab. Suku jurhum, suku khuzaah hingga suku quraisy, suku dimana nabi muhammad berasal.
























Sumber referensi  :













Buku sejarah ka'bah


buku keistimewaan hajar aswad dan maqam ibrahim


Buku "al ma'arif" ibnu qutaibah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar