Bagi umat muslim Keberadaan hajar aswad di ka'bah telah
melalui sejarah yang panjang, bahkan sejak zaman nabi-nabi terdahulu. Hajar
aswad telah ada sejak zaman nabi adam A.S merupakan batu yang terdapat dari
surga yang diturunkan ke dunia.
Menurut beberapa hadits shahih Pada awalnya batu tersebut
berwarna putih tetapi karena saking banyaknya dosa orang yang memegang dan
menciumnya batu tersebut menjadi hitam.
Setiap tahunnya, jutaan atau bahkan puluhan juta orang yang
beribadah haji berupaya menyentuh batu suci hajar aswad dan menciumnya.
hingga kini potongan hajar aswad disimpan dibeberapa tempat,
seperti di makam sultan sulaiman di masjid sulaiman, di masjid sultan ahmad
serta di museum di inggris.
menurut beberapa ilmuwan barat, bahwa batu hajar aswad
memiliki komposisi sangat aneh, dimana bahan serta komposisi batu hajar aswad
sangat berbeda dengan batuan di bumi.
Bahkan berbeda dari komposisi batu meteor luar angkasa atau
batu meteorit yang diteliti oleh ilmuwan saat ini.
hal itu diungkapkan oleh peneliti inggris, singkatnya batu
hajar aswad terdapat komposisi batuan yang tidak ditemukan di bumi.
Sejarah hajar aswad
Pada zaman nabi ibrahim A.S dilakukan pembangunan kembali
ka'bah. Karena ka'bah telah rusak.
Sebagian ahli sejarah islam mengatakan akibat banjir besar
yang terjadi sejak zaman nabi nuh mengakibatkan ka'bah mengalami kerusakan.
Karena itulah ketika dilakukan Pembangunan ka'bah, nabi
ibrahim menyuruh putranya ismail agar mencari batu untuk sebagai penanda dan
menghiasi ka'bah tersebut.
Ismail yang berupaya mencari batu berupaya menemukan batu
dari bukit ke bukit. Tetapi walaupun telah susah payah mencari ia tidak
menemukan batuan unik.
Nabi ismail malah
menemukan jibril ada disampingnya dan jibril memberikan sebongkah batu pada ismail
yang bukan berasal dari dunia.
Kemudian ketika ibrahim bertanya pada putranya ismail
mengenai asal batu tersebut. Ismail menjelaskan bahwa batuan tersebut ia
dapatkan dari jibril AS.
hingga kini potongan hajar aswad disimpan dibeberapa tempat,
seperti di makam sultan sulaiman di masjid sulaiman, di masjid sultan ahmad
serta di museum di inggris.
ketika pada masa ka'bah dipegang dan dijaga oleh orang
quraisy, pernah terjadi sebuah peristiwa dimana seorang keturunan suku jurhum
yang bernama Amr bin harits bin jurhum malah memasukkan hajar aswad ke dalam
Sumur zam-zam.
Kemudian qushay (kakek buyut dari nabi muhammad SAW) menyelamatkan kembali hajar aswad dan
meletakkannya kembali di ka'bah.
Ketika rasulullah berumur 35 tahun sebelum ia diangkat
menjadi rasul, sempat terjadi konflik diantara suku quraisy.
Waktu itu terjadi kebakaran di ka'bah dan kaum quraisy
berupaya untuk memperbaiki ka'bah tersebut.
Tetapi terjadi perselisihan diantara pemimpin Quraisy tentang
siapa yang berhak menaruh hajar aswad
pada ka'bah.
Lantas pemimpin quraisy tersebut bersepakat, tentang siapa
yang pertama memasuki pintu safa pada
keesokan harinya, orang tersebut diizinkan menjadi peletak bagi hajar aswad di
ka'bah.
Keesokan paginya,
Ternyata orang yang pertama itu
adalah Nabi muhammad yang pada saat
itu belum menjadi nabi.
Pada zaman jahiliyyah dan zaman kenabian disekeliling hajar
aswad belom terdapat lingkaran perak.
Lingkaran perak disekiling hajar aswad baru dibuat pada masa
abdullah bin zubair pada zaman kekhalifahan ummayah marwan bin al hakkam dan
abdul malik bin marwan.
Abdullah bin zubair, penguasa hijaz pada saat itu berupaya
memperkuat dan memperindah batu hajar aswad dengan menambahkan lingkaran perak
disekeliling hajar aswad.
Begitu juga ketika
raja harun ar rasyid berkuasa, yakni khalifah kelima bani abbasiyah yang berkuasa.
Beliau Memerintahkan
mengganti lingkaran perak tersebut dengan lingkaran perak yang lebih berkilau
dan Berwarna.
Ketika sultan abdul madjid berkuasa, sultan dari kerajaan
turki utsmaniyyah, ia sempat mengganti lingkaran perak tersebut dengan
lingkaran emas di sekililing hajar aswad.
Tidak jelas apa motif
penggantian lingkaran perak tersebut dengan lingkaran emas, yang menurut
sejarahwan arab, agar makin memperindah, mempercantik tampilan hajar aswad
tersebut.
Tetapi kemudian ketika
pemerintahan sultan abdul aziz dari turki utsmaniyyah lingkaran emas
disekeliling hajar aswad itu sempat diganti kembali dengan lingkaran berwarna
perak.
Jadi keberadaan lingkaran perak yang ada di sekeliling hajar
aswad itu baru dibuat ketika era kekhalifahan dan era kesultanan islam, pada
zaman nabi lingkaran tersebut belum ada
batu suci yang kerap dicuri
Pada tahun 1351 hijriyah pernah terjadi, seorang jamaah haji
dari afganistan menghancurkan dan mencuri potongan hajar aswad tersebut.
Hingga pada tahun yang sama raja abdul aziz ibn saudi
memperbaiki hajar aswad tersebut dan menganti lingkaran perak dengan yang baru.
Pada awal pemerintahan bani ummayah , Setelah Islam merambah
ke jazirah Arab, penyerangan terhadap Mekkah dan Madinah pun terjadi pada masa
kekhalifahan Yazid bin Muawiyah, ketika itu cucu dari abu bakar menolak
pengangkatan Yazid sebagai khalifah karena dinilai tak pantas, setelah
mengetahui perangai buruknya.
Penolakan Abdullah bin
Zubair ini mendapat kecaman dan penyerangan dari Pasukan Yazid bin Muawwiyah
yang dilancarkan oleh pasukan dari syam.
Akibat penyerangan tersebut Kakbah terbakar dan mengalami
kerusakan yang serius. Kakbah pun akhirnya dipugar untuk kesepuluh kalinya pada
Sabtu pertengahan bulan Jumadil Akhir 64 H.
Setelah Kakbah diratakan dengan tanah (untuk tahap
pembangunan ulang), kemudian hajar aswad dikeluarkan dari Kakbah yang saat itu
dalam keadaan hangus terbakar dan terpecah.
Menurut H. Abu Bakar,
penulis buku Sejarah Kakbah, ia menjelaskan bahwa batu (hajar aswad) yang saat
itu diambil berwarna keabu-abuan seperti batu yang habis terbakar.
Ketika dipindahkan, bentuk hajar aswad telah terpecah-pecah.
Adapun mengenai jumlah pecahannya, telah terjadi perbedaan pendapat mengenai
hal ini.
Ada yang mengatakan bahwa hajar aswad terpecah menjadi 3
serpihan usai serangan terhadap Kakbah, ada pula yang mengatakan 8 pecahan
seukuran kurma dan ada pula yang mengatakan bahwa hajar aswad terpecah sampai
15 pecahan.
Namun pecahan-pecahan hajar aswad dapat dipatri atau di
satukan lagi dengan ikatan perak.
Orang pertama yang menyatukan Hajar Aswad yang terpecah
dengan perak adalah Abdullah bin Zubair.
Banyak kisah mengenai hajar aswad ini, salah satunya disampaikan oleh sejarawan klasik Ibnu Ishaq.
Ia mengisahkan bahwa
hajar aswad pernah diseret keluar dari Mekkah, kemudian dikubur di dalam sumur
zamzam oleh Amr bin Harits bin Madlald, lantas perbuatan itu dilihatlah oleh
Istri Khaza’ah kemudian dia mengabarkan kepada masyarakat dan akhirnya Hajar.
Aswad diambil dari sumur Zamzam dan diletakkan lagi pada
tempat semua yakni di sekitar Kakbah.
Kendati terdapat beberapa kisah mengenai Hajar Aswad ini,
namun diantara kisah yang paling menggemparkan adalah peristiwa dicongkelnya
batu ini oleh golongan Qaramithah di bawah pimpinan Abu Thahir Al Qurmuti.
Ia dan pasukannya berhasil menjarah Kakbah pada 317 H mereka
dengan brutalnya memporak-porandakan masjidil haram.
Tindakan ararkis yang
mereka lakukan menyebabkan terjadinya kerusakan parah di masjidil haram.
Kemudian mereka membawa pergi hajar aswad ke kufah, penguasa waktu itu sempat
akan memberikan tebusan berupa uang agar Agar Thahir berkenan mengembalikan
hajar aswad namun ia tidak bergeming.
Demikian pula halnya dengan Amir Bajkam At Turki yang pernah
Setelah 22 tahun hajar aswad dibawa pergi ke kufah oleh abu thahir alqurmuthi,
akhirnya pada tahun 339 H/950 M ia mengembalikannya tanpa syarat.
Beberapa sumber
menyebutkan bahwa ia mengambil hajar aswad atas perintah dan mengembalikannya
pun atas perintah.
Maka ketika ditawari tebusan puluhan ribu dinar sama sekali
ia tidak bergeming. Namun disinyalir bahwa Abu Thahir mengembalikan hajar aswad
kembali ke Kakbah setelah adanya permintaan dari penguasa mesir Fathimiyyah di
mesir.
diambil dari :
buku sejarah islam : dari zaman nabi adam hingga abad 20
buku sejarah mekkah
buku sejarah ka'bah
Baca artikel lainnya
BalasHapus