Senin, 18 September 2017

sejarah hajar aswad, batu suci ka'bah








Bagi umat muslim Keberadaan hajar aswad di ka'bah telah melalui sejarah yang panjang, bahkan sejak zaman nabi-nabi terdahulu. Hajar aswad telah ada sejak zaman nabi adam A.S merupakan batu yang terdapat dari surga yang diturunkan ke dunia.





Menurut beberapa hadits shahih Pada awalnya batu tersebut berwarna putih tetapi karena saking banyaknya dosa orang yang memegang dan menciumnya batu tersebut menjadi hitam. 





Setiap tahunnya, jutaan atau bahkan puluhan juta orang yang beribadah haji berupaya menyentuh batu suci hajar aswad dan menciumnya.





hingga kini potongan hajar aswad disimpan dibeberapa tempat, seperti di makam sultan sulaiman di masjid sulaiman, di masjid sultan ahmad serta di museum di inggris.









menurut beberapa ilmuwan barat, bahwa batu hajar aswad memiliki komposisi sangat aneh, dimana bahan serta komposisi batu hajar aswad sangat berbeda dengan batuan di bumi.





Bahkan berbeda dari komposisi batu meteor luar angkasa atau batu meteorit yang diteliti oleh ilmuwan saat ini.



hal itu diungkapkan oleh peneliti inggris, singkatnya batu hajar aswad terdapat komposisi batuan yang tidak ditemukan di bumi.









Sejarah hajar aswad












Pada zaman nabi ibrahim A.S dilakukan pembangunan kembali ka'bah. Karena ka'bah telah rusak.







Sebagian ahli sejarah islam mengatakan akibat banjir besar yang terjadi sejak zaman nabi nuh mengakibatkan ka'bah mengalami kerusakan.









Karena itulah ketika dilakukan Pembangunan ka'bah, nabi ibrahim menyuruh putranya ismail agar mencari batu untuk sebagai penanda dan menghiasi ka'bah tersebut.











Ismail yang berupaya mencari batu berupaya menemukan batu dari bukit ke bukit. Tetapi walaupun telah susah payah mencari ia tidak menemukan batuan unik.







 Nabi ismail malah menemukan jibril ada disampingnya dan jibril memberikan sebongkah batu pada ismail yang bukan berasal dari dunia.











Kemudian ketika ibrahim bertanya pada putranya ismail mengenai asal batu tersebut. Ismail menjelaskan bahwa batuan tersebut ia dapatkan dari jibril AS.







hingga kini potongan hajar aswad disimpan dibeberapa tempat, seperti di makam sultan sulaiman di masjid sulaiman, di masjid sultan ahmad serta di museum di inggris.











ketika pada masa ka'bah dipegang dan dijaga oleh orang quraisy, pernah terjadi sebuah peristiwa dimana seorang keturunan suku jurhum yang bernama Amr bin harits bin jurhum malah memasukkan hajar aswad ke dalam

Sumur zam-zam.







Kemudian qushay (kakek buyut dari nabi muhammad SAW)  menyelamatkan kembali hajar aswad dan meletakkannya kembali di ka'bah.







Ketika rasulullah berumur 35 tahun sebelum ia diangkat menjadi rasul, sempat terjadi konflik diantara suku quraisy.







Waktu itu terjadi kebakaran di ka'bah dan kaum quraisy berupaya untuk memperbaiki ka'bah tersebut.







Tetapi terjadi perselisihan diantara pemimpin Quraisy tentang siapa yang berhak menaruh  hajar aswad pada ka'bah.







Lantas pemimpin quraisy tersebut bersepakat, tentang siapa yang  pertama memasuki pintu safa pada keesokan harinya, orang tersebut diizinkan menjadi peletak bagi hajar aswad di ka'bah.





Keesokan paginya,  Ternyata orang yang pertama  itu adalah Nabi muhammad  yang pada saat itu  belum menjadi  nabi.



Pada zaman jahiliyyah dan zaman kenabian disekeliling hajar aswad belom terdapat lingkaran perak.















Lingkaran perak disekiling hajar aswad baru dibuat pada masa abdullah bin zubair pada zaman kekhalifahan ummayah marwan bin al hakkam dan abdul malik bin marwan.







Abdullah bin zubair, penguasa hijaz pada saat itu berupaya memperkuat dan memperindah batu hajar aswad dengan menambahkan lingkaran perak disekeliling hajar aswad.







Begitu juga  ketika raja harun ar rasyid berkuasa, yakni khalifah kelima bani abbasiyah  yang berkuasa.







 Beliau Memerintahkan mengganti lingkaran perak tersebut dengan lingkaran perak yang lebih berkilau dan Berwarna.



Ketika sultan abdul madjid berkuasa, sultan dari kerajaan turki utsmaniyyah, ia sempat mengganti lingkaran perak tersebut dengan lingkaran emas di sekililing hajar aswad.









 Tidak jelas apa motif penggantian lingkaran perak tersebut dengan lingkaran emas, yang menurut sejarahwan arab, agar makin memperindah, mempercantik tampilan hajar aswad tersebut.





Tetapi kemudian  ketika pemerintahan sultan abdul aziz dari turki utsmaniyyah lingkaran emas disekeliling hajar aswad itu sempat diganti kembali dengan lingkaran berwarna perak.



Jadi keberadaan lingkaran perak yang ada di sekeliling hajar aswad itu baru dibuat ketika era kekhalifahan dan era kesultanan islam, pada zaman nabi lingkaran tersebut   belum ada

























batu suci yang kerap dicuri




Pada tahun 1351 hijriyah pernah terjadi, seorang jamaah haji dari afganistan menghancurkan dan mencuri potongan hajar aswad tersebut.









Hingga pada tahun yang sama raja abdul aziz ibn saudi memperbaiki hajar aswad tersebut dan menganti lingkaran perak dengan yang baru.







Pada awal pemerintahan bani ummayah , Setelah Islam merambah ke jazirah Arab, penyerangan terhadap Mekkah dan Madinah pun terjadi pada masa kekhalifahan Yazid bin Muawiyah, ketika itu cucu dari abu bakar menolak pengangkatan Yazid sebagai khalifah karena dinilai tak pantas, setelah mengetahui perangai buruknya.









 Penolakan Abdullah bin Zubair ini mendapat kecaman dan penyerangan dari Pasukan Yazid bin Muawwiyah yang dilancarkan oleh pasukan dari syam.









Akibat penyerangan tersebut Kakbah terbakar dan mengalami kerusakan yang serius. Kakbah pun akhirnya dipugar untuk kesepuluh kalinya pada Sabtu pertengahan bulan Jumadil Akhir 64 H.











Setelah Kakbah diratakan dengan tanah (untuk tahap pembangunan ulang), kemudian hajar aswad dikeluarkan dari Kakbah yang saat itu dalam keadaan hangus terbakar dan terpecah.









 Menurut H. Abu Bakar, penulis buku Sejarah Kakbah, ia menjelaskan bahwa batu (hajar aswad) yang saat itu diambil berwarna keabu-abuan seperti batu yang habis terbakar.





Ketika dipindahkan, bentuk hajar aswad telah terpecah-pecah. Adapun mengenai jumlah pecahannya, telah terjadi perbedaan pendapat mengenai hal ini.









Ada yang mengatakan bahwa hajar aswad terpecah menjadi 3 serpihan usai serangan terhadap Kakbah, ada pula yang mengatakan 8 pecahan seukuran kurma dan ada pula yang mengatakan bahwa hajar aswad terpecah sampai 15 pecahan.







Namun pecahan-pecahan hajar aswad dapat dipatri atau di satukan lagi dengan ikatan perak.



Orang pertama yang menyatukan Hajar Aswad yang terpecah dengan perak adalah Abdullah bin Zubair.



Banyak kisah mengenai hajar aswad ini, salah satunya  disampaikan oleh sejarawan klasik Ibnu Ishaq.







 Ia mengisahkan bahwa hajar aswad pernah diseret keluar dari Mekkah, kemudian dikubur di dalam sumur zamzam oleh Amr bin Harits bin Madlald, lantas perbuatan itu dilihatlah oleh Istri Khaza’ah kemudian dia mengabarkan kepada masyarakat dan akhirnya Hajar.









Aswad diambil dari sumur Zamzam dan diletakkan lagi pada tempat semua yakni di sekitar Kakbah.



Kendati terdapat beberapa kisah mengenai Hajar Aswad ini, namun diantara kisah yang paling menggemparkan adalah peristiwa dicongkelnya batu ini oleh golongan Qaramithah di bawah pimpinan Abu Thahir Al Qurmuti.









Ia dan pasukannya berhasil menjarah Kakbah pada 317 H mereka dengan brutalnya memporak-porandakan masjidil haram.











 Tindakan ararkis yang mereka lakukan menyebabkan terjadinya kerusakan parah di masjidil haram. Kemudian mereka membawa pergi hajar aswad ke kufah, penguasa waktu itu sempat akan memberikan tebusan berupa uang agar Agar Thahir berkenan mengembalikan hajar aswad namun ia tidak bergeming.









Demikian pula halnya dengan Amir Bajkam At Turki yang pernah Setelah 22 tahun hajar aswad dibawa pergi ke kufah oleh abu thahir alqurmuthi, akhirnya pada tahun 339 H/950 M ia mengembalikannya tanpa syarat.









 Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia mengambil hajar aswad atas perintah dan mengembalikannya pun atas perintah.









Maka ketika ditawari tebusan puluhan ribu dinar sama sekali ia tidak bergeming. Namun disinyalir bahwa Abu Thahir mengembalikan hajar aswad kembali ke Kakbah setelah adanya permintaan dari penguasa mesir Fathimiyyah di mesir.

















diambil dari :





buku sejarah islam : dari zaman nabi adam hingga abad 20
buku sejarah mekkah
buku sejarah ka'bah






1 komentar: