Kamis, 24 Agustus 2017

alasan terjadinya Perang syiah-sunni "konflik ribuan tahun"

      Alasan terjadinya Perang syiah-sunni 
       "konflik ribuan tahun"
























Banyak kita yang mempertanyakan kenapa konflik sunni dengan syiah tidak pernah mereda. Bahkan hingga jaman sekarang konflik, perang, perseturuan antara syiah dengan sunni tidak pernah usai.

Beberapa waktu yang lalu, pernah terjadi konflik   antara syiah houthi di yaman melawan arab saudi hingga menimbulkan korban jiwa.

 Berikut beberapa hal yang menyebabkan konflik sunni - syiah tidak pernah usai





1. Syiah dengan sunni berbeda dalam aqidah.


Perbedaan syiah dengan sunni bukan hanya perbedaan dalam hal ibadah. Tetapi perbedaan dalam hal aqidah.



Contoh di indonesia, misalnya terdapat perbedaan pandangan antaraMuhammadiyah dengan nahdatul ulama.



 Tapi antara kelompok muhammadiyah dan nu hanya sebatas pada hal ibadah seperti  doa qunut, ziarah kubbur dsb.



Sehingga tidak menimbulkan konflik-perang terbuka. Karena pada dasarnya mereka mengakui tuhan yang satu dan nabi muhammad sebagai utusan allah.

Tetapi antara syiah dan sunni perbedaan itu lebih tajam dan ekstrim lagi. Perbedaan itu bukan dalam segi ibadah tapi masuk pada ranah aqidah yang merupakan hal pertama dalam islam.



selain itu tentang ayat-ayat dalam al quran yang berbeda diantara orang syiah dengan sunni.




Perbedaan yang merupakan dasar dan inti dari aJaran islam itu sendiri. Tidak heran lebih dari 1000 tahun lalu konflik sudah terjadi antara sunni dengan syiah, yakni sejak era zaman kekhalifahan islam.






2. Qur'an syiah berbeda jumlah ayatnya dengan kalangan sunni.



Syiah meyakini bahwa ayat al qur'an banyak terjadi kebohongannya. Al qur'an yang ada sekarang tidak asli dan murni. Mereka meyakini ayat al qur'an yang sebenarnya berjumlah 17.000 ayat.




Syiah meyakini ketika pengumpulan al quran pada masa khalifah ke III, utsman bin affan banyak terjadi kecurangan yang dilakukan keluarga bani ummayah.





  Memang sejak lama sudah sering terjadi konflik antara kaum syiah dengan pihak bani ummayah.


Hingga ketika diadakan pengumpulan Al qur'an pada masa usman bin affan khalifah ke 3,  pihak syiah tidak mempercayai begitu saja mushaf al qur'an tersebut.

karena khalifah utsman berasal dari kalangan bani ummayah. Apalagi setelah terjadinya peristiwa karbala tahun 680 masehi.



Pihak syiah semakin tidak mempercayai keabsahan mushaf qur'an yang dikumpulkan sejak zaman khalifah usman bin affan.

begitu pula mushaf yang dikumpulkan pada zaman abu bakar assidiq, dimana khalifah abu bakar menyuruh zaid bin tsabit untuk mengumpulkan mushaf al qur'an, tampaknya tidak dipercayai kaum syiah.



karena pada dasarnya syiah menganggap semua sahabat nabi itu menjadi kafir setelah wafatnya nabi muhammad SAW.



 Karena itu ada stereotip bagi kaum syiah terhadap pengumpulan Al qur'an oleh para sahabat nabi yang tidak ada dasar hukumnya dan terkesan ada ayat yang tidak tertulis dalam mushaf tersebut.



Apalagi mushaf para sahabat kadang berbeda sedikit dalam susunan ayat dan surahnya. Seperti mushaf Ali bin abi thalib yang berbeda dalam segi susunan ayatnya serta jumlah suratnya.


Karena itu sebagian orang syiah tidak mempercayai kebenaran al qur'an yang ada sekarang. Mereka meyakini bahwa jum'lah ayat dalam al qur'an berjumlah 17.000  ayat serta tidak 114 surat.





3. Para ulama syiah mempercayai tentang pengangkatan imamah.sedangkan konsep immamah tidak ada dalam kalangan islam sunni.




Konsep imamah sudah menjadi tradisi bagi kalangan syiah, Bahwa hanya boleh orang syiah keturunan nabi dan ali bin abi thalib menjadi pemimpin.    

 Sedangkan konsep kepemimpinan melalui imamah tidak ada dalam sunni. Tidak hanya keluarga nabi dan keturunannya, siapapun boleh menjadi imam.


Tampaknya hal ini membuat kalangan syiah terpecah belah. Dimana sejak lebih dari 1000 tahun lalu, muncul aliran dalam syiah seperti syiah itsna asyariyah, syiah ismailiyah, syiah zaidiyah dsb.



persoalan tentang siapa imam syiah yang sebenarnya menjadi problematika syiah hingga mengakibatkan perpecahan diantara syiah sendiri.



imam yang pertama adalah khalifah ali bin abi thalib, mereka bersepakat akan hal itu. Tetapi dalam penetapan imam syiah kedua, ketiga, keempat menciptakan polemik diantara kelompok syiah sendiri.


Tetapi dalam kalangan suni tidak ada konsep imamah tersebut, siapa saja boleh menjadi imam serta tidak ada kewajiban mengimami keturunan-keturunan nabi Muhammad SAW.









masjid al hakim biamrillah, masjid yang dibangun sejak era kerajaan syiah di mesir









4. Ulama syiah berpandangan tempat wukuf adalah di padang karbala




Sebagian ulama syiah seperti al baghrawi mengatakan bahwa tanah karbala merupakan tempat wukuf yang sebenarnya.


 Bukan padang arafah. Pandangan beberapa ulama syiah Padang karbala merupakan tempat anak suci.sedangkan padang arafah merupakan tempat anak zina.



Pandangan syiah ttg hal itu tersebut disangkutpautkan dengan peristiwa di padang karbala pada awal muharram/oktober 680 masehi dimana terbununya imam mereka, husein bin ali dalam perang karbala.



dimana pemimpin mereka imam husein, mati syahid di padang karbala pada bulan muharram tahun 680 masehi.



dalam perang karbala yang terjadi sekitar tanggal 9 oktober 680 masehi sampai sekarang masih terus diperingati. Pada awal bulan muharram, kaum syiah menganggap hari-hari pada bulan muharram sebagai "hari-hari penuh kesedihan".



Hingga pada tanggal 10 muharram mereka melaksanakan tragedi berdarah di padang karbala. Banyak dari mereka yang sengaja menyiksa diri dengan menyabetkan pedang, cambuk, tongkat pada tubuhnya .



 Tujuannya untuk mengenang husein bin ali yang gugur dalam pertempuran tersebut.



Sedangkan hal demikian tidak ada dalam kalangan sunni. Wukuf adalah di padang arafah. Bukan di karbala seperti yang di sebutkan oleh beberapa ulama syiah tersebut.




5. Syiah menganggap semua  sahabat nabi kafir setelah meninggalnya nabi.


Syiah menganggap Abu bakar, umar bin khattab, usman bin affan, thalhah bin ubaidillah.zubair bin awwam, thalhah semua sahabat nabi Kafir setelah meninggalnya nabi.



 Syiah menganggap hanya beberapa dari mereka yang masih islam seutuhnya seperti abu dzar al ghifari.



Malah kalangan syiah mempercayai bahwa umat muslim yang menganggap kemurnian iman para sahabat nabi itu telah masuk pada kekafiran juga.



Seperti yang dikatakan oleh pendiri bani fathimiyyah, ubaidillah bin al mahdi yang selalu mencerca para sahabat nabi tersebut.


Hal itu tidak ada dalam islam sunni, mereka mempercayai keaslian iman dari para sahabat nabi.islam sunni meyakini bahwa para sahabat nabi besar Jasanya terhadap islam.




Mereka termasuk "assabiqunal awwalun" atau orang yang pertama masuk islam.




Banyak jasa dari abu bakar, utsman bin affan, ummar bin khattab terhadap islam setelah wafatnya nabi muhammad SAW.



Abu bakar, umar, utsman banyak menyumbangkan hartanya pada islam hingga hanya sedikit harta  yang ditinggalkan untuk keluarganya.


Tidak heran kalangan syiah kerap menuduh dan menjelek-jelekan para sahabat nabi dalam ceramah, khutbah. Terutama abu bakar, umar bin khattab, usman bin affan, dsb.

Seperti sejak 1000 tahun yang lalu, dimana pemimpin syiah bani fathimiyyah, ubaidillah al mahdi selalu menuduh dan menjelekkan sahabat rasul ketika mengadakan pertemuan-pertemuan.








6. Sebagian syiah menganggap imamnya akan muncul dikemudian hari sebagai "Al mahdi".

 Mungkin, hal ini sudah lumrah dimana sebagian syiah sejak lama.
mempercayai konsep kedatangan Al mahdi dari diri imam mereka.



Seperti syiah ismailiyah khalishah yang menganggap imam mereka, ismail bin jaffar as shadiq akan muncul di akhir zaman sebagai al mahdi. atau seperti muhammad al hanafiyah yang dipercaya sebagai "al mahdi" oleh pengikutnya.



Sedangkan hal tersebut tidak ada pada islam sunni. Kemunculan al mahdi pada akhir zaman belum jelas. Serta siapa yang akan menjadi al mahdi pada akhir zaman juga belum jelas.




putra jafar as shadiq, yakni ismail dipercaya oleh pengikutnya sebagai "al mahdi" yang ditunggu-tunggu oleh umat islam. Bahkan ketika ismail meninggal, pengikutnya pun percaya sosok ismail akan muncul diakhir zaman sebagai imam mahdi.









7. Selain dalam segi aqidah, Dalam hal ibadah pun terdapat perbedaan pandangan antara suni-syiah




Syiah menganggap sholat tarawih adalah bid'ah. Hal itu sudah berlaku sejak zaman berdirinya kekhalifahan bani fathimiyah. Dimana ubaidillah al mahdi melarang sholat tarawih karena bid'ah.


Selain itu, kalimat syahadat serta adzan dan iqomah orang syiah pun berbeda. Seperti dalam adzan terdapat tambahan, "hayya ala khairil amal,
Muhammad wa ali ala khairil basyar".yang artinya : marilah kita mengerjakan kebaikan, nabi muhammad dan ali bin abi thalib adalah sebaik-baiknya manusia.


kalimat dalam adzan dan iqomah menjadi mencerminkan bahwa kedudukan Rasul sama tingginya dengan imam mereka, yakni Ali bin abi thalib.



sedangkan kalimat dalam adzan dan iqomah tersebut tidak ada dalam kalangan sunni. Islam sunni meyakini hanya nama Rasulullah Saja yang disebutkan dalam adzan dan iqomah.


Syiah juga tidak mempercayai para imam mazhab fiqih seperti imam malik, imam hanafi, imam syafi'i  dsb. Mereka hanya mempercayai ulama-ulama dari kalangan syiah saja.










8. Syiah memiliki kitab sendiri sebagai bahan rujukan.


Ada empat kitab syiah yang utama yaitu adalah kitab al kafi, kitab ibstishor dsb. Yang paling utama adalah kitab al kafi yang didalamnya terdapat tuntunan serta tata ibadah dan pandangan syiah.


Kitab tersebut ditulis oleh para ulama syiah sejak dulu. Di dalamnya terdapat ulasan ttg nikah mut'ah (kawin kontrak) serta pandangan  nikah mut'ah sebagai nikah yang baik. Serta yang menjalankannya akan mendapat surga.



yang tentu saja pada awal munculnya syiah, kitab tersebut belum ada. Penulisan kitab al kafi ditulis belakangan, pasca kelompok alawiyah telah terpecah belah menjadi banyak aliran.




Sedangkan islam sunni tidak mempercayai sepenuhnya kitab-kitab syiah tersebut. Islam sunni banyak mempercayai para ulama mazhab fiqh sebagai rujukan dalam beribadah. Seperti kitab yang ditulis oleh imam malik, imam hanafi dsb.



sedangkan syiah mempunyai kitab rujukan sendiri seperti kitab Al kafi, ibtishor yang ditulis oleh ulama-ulama kalangan syiah sejak zaman dahulu.








jadi itulah mengapa konflik sunni-syiah tidak pernah mereda. Bahkan hingga zaman sekarang.



sejak 1000 tahun lalu ketika era pemerintahan bani fathimiah di afrika utara dan mesir, sering terjadi konflik, perang terbuka, konfrotasi antara masyarakat syiah dengan masyarakat islam sunni.




Konflik tersebut menyebabkan ribuan orang,bahkan ratusan ribu orang terbunuh. Konflik yang bisa dikatakan sebagai " konflik ribuan tahun".









Tidak ada komentar:

Posting Komentar