Minggu, 27 Agustus 2017

Polemik penyusunan mushaf Al qur"an setelah wafatnya nabi

                       





          Polemik penyusunan mushaf Al qur'an setelah wafatnya nabi


























Al Qur,an, bagi kaum muslim merupakan sumber terpenting selain Al Hadits. dimana ayat-ayat dalam Al qur'an turun secara berangsur-angsur.





selama nabi muhammad hidup dan berdakwah, ia senantiasa mendapatkan petunjuk dari Allah SWT melalui perantaraan malaikat jibril. Al Qur'an tidak diturunkan scara langsung sekaligus.





 karena ayat-ayat qur'an merupakan interpretasi petunjuk yang diberikan Allah bilamana terjadi sebuah kejadian.






 misalkan  ayat-ayat dalam surat Ali imran yang merupakan petunjuk pada dan panutan bagi kaum muslim ketika terjadi perang Uhud.





atau ayat Al qur'an di dalamnya terdapat kisah-kisah tentang nabi-nabi terdahulu dan sejarah Agama Allah sejak masa nabi Adam AS.







ketika Ayat Al qur'an turun, nabi senantiasa mengajarkan pada sahabat-sahabatya. seperti Ali bin abi thalib, abu bakar, zaid bin tsabit langsung menuliskan Ayat Al qur'an yang diajarkan nabi.





penulisan tersebut bukanlah dikertas sepert layaknya zaman sekarang, tetapi ayat Al qur'an itu ditulis di batu, di pelepah kurma atau di benda-benda lain selain kertas.






 karena pada zaman itu belum ada kertas. ada sahabat yang mencatatnya secara langsung ayat yang diajarkan nabi.  atau ada sahabat yang mengingatnya dalam bentuk hafalan saja.






pasca wafatnya nabi terjadi sebuah polemik di mana penyusunan ulang Al Qur,an dalam bentuk mushaf.





 dimana para sahabat berselisih paham mengenai jumlah Ayat dalam Qur'an, mengenai isi  atau kandungan dalam Al Qur'an tersebut.






pada masa utsman bin affan, khalifah ke 3 dari khulafaurrasyidin. pernah ada sebuah kejadian di kuffah dimana terjadi perselisihan mengenai ayat Al qur'an.






 di sebuah masjid di kuffah mereka berselisih paham tentang salah satu Ayat Al Qur'an "wa atimul hajja wa umrah billah". sebagian meyakini itu adalah benar.






tetapi sebagian yang lain meyakini bahwa ayat tersebut terdapat kesalahan yakni "wa atimul hajja awa umrah lil bait". hingga persolan itu diadukan kepada khalifah usman bin affan.








begitu juga ada sahabat nabi yang mengajarkan melalui mushaf yang satu, sementara sahabat nabi lainnya mengajarkan pada mushaf yang lainnya sehingga menimbulkan perselisihan.





hingga seorang sahabat bernama Hudzaifah pada saat itu memaksa kepada khalifah utsman bin affan agar melakukan penyeragaman mushaf-musshaf Al Qur'an. tujuannya supaya tidak terjadi perpecahan di dalam umat islam.





diantara mushaf yang dicatat dan disusun oleh para sahabat pun berbeda pula dalam hal jumlah surat, serta jumlah ayatnya.






 ada yang mencatat 114 Ayat, ada yang mencatat hanya 111 surat seperti sahabat ibnu mas'ud. ada sahabat yang menganggap beberapa surat dalam Qur'an bukan merupakan Ayat Al qur'an, tetapi adalah doa nabi sehingga tidak dicacat olehnya ketika menyusun kitab mushaf tersebut.







berikut beberapa mushaf yang dicacat dan disusun oleh beberapa sahabat nabi  :









Mushaf ibnu Mas'ud




   mushaf Al qur'an yang dicacat oleh ibnu mas'ud jumlahnya tidak 114 surat, tetapi hanya 111 surat saja.







 nampaknya tidak terdapat surat muawwidzatain dalam mushaf yang disusun oleh ibnu mas'ud karena ia menganggap kedua surat muawwidzatain adalah doa rasulullah.





Yakni doa yang titujukan kepada cucunya hasan bin ali agar terhindar dari segala macam godaan syaithan dan sihir.






Jadi kedua suerat tersebut tidak termasuk dalam Al qur’an dalam mushaf yang dicacat dan disusun oleh ibnu mas’ud.







Selain itu dalam mushaf tersebut terdapat beberapa ayat ada yang ditambah untk memberikan penjelasan makna.




Misalkan dalam surat Al Maidah terdapat ayat :……”dan bagi pencuri laki-laki dan perempuan maka potonglah kedua tangannya”. Ayat tersebut dirubah menjadi ……”dan bagi siap saja yang mencuri maka potonglah kedua tangannya”.






Ayat lainya sperti….tegakkanlah timbangan dengan adil dirubah menjadi….  tegkanlah timbangan dengan lisan.









Jadi dalam mushaf yang dicatat oleh ibnu mas’ud terdapat ayat-ayat yang sengaja di rubah olehnya untuk memperjelas maksud dan makna dari ayat tersebut.






 Memang pada saat itu sahabat yang sengaja menambahkan penjelasan dalam mushaf yang disusun untuk memudahkan hafalan atau pengertian ayat tersebut.












Mushaf ali bin Abi Thalib




sahabat rasul lainnya, yakni ali bin Abi thalib juga mempunyai mushaf sendiri yang sejak lama dicacatnya dan disusunnya.






malah ali bin abi thalib mengatakan tidak ada satu ayatpun yang disampaikan oleh Rasul kepadannya selain dicacatnya.






tetapi tampaknya mushaf ali bin abi thalib berbeda dengan mushaf yang disusun oleh para sahabat rasulullah lainnya.







mushaf yang dicacat dan disusun oleh Ali bin abi thalib berjumlah tidak 114 ayat.selain itu surat-surat makiyyah (ayat yang turun di mekkah) lebih dahulu dari pada madaniyyah (ayat yang turun di madinah).









disamping mushaf-mushaf tersebut ternyata ada mushaf lainnya seperti yang dicatat dan disusun oleh ubay bin kaab, zaid bin tsabit, mushaf abu musa al asyari, sdb.






yang kadang antara satu surat dengan surat yang lainnya berbeda sehingga menimbulkan polemik serta kontrovesri yang membawa bagi perpecahan di kalangan umat saat itu.








jadi pasca wafat nabi muhammad SAW terjadi polemik dalam penyusunan mushaf Al Qur'an.





ada sahabat yang mengajarkan Qur'an melalui satu mushaf, sementara sahabat lainnya mengajarkan melalu mushaf lainnya sehingga menimbulkan perdebatan dikalangan umat islam pada waktu itu.






seperti kejadian di kota kuffah pada saat itu terjadi perselisihan tentang salah satu ayat Al Qur'an, yakni "wa attimul Hajja waumrah lillah", sementara umat muslim lainnya mengatakan "Wa atimul hajjam wa umrata lilbait".








kejadian di kota kuffah sejak 1400 tahun yang lalu hanyalah 1 dari banyaknya perselisihan yang terjadi diantara umat islam saat itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar