Polemik penyusunan mushaf Al qur'an setelah wafatnya nabi
Al
Qur,an, bagi kaum muslim merupakan sumber terpenting selain Al Hadits. dimana
ayat-ayat dalam Al qur'an turun secara berangsur-angsur.
selama
nabi muhammad hidup dan berdakwah, ia senantiasa mendapatkan petunjuk dari
Allah SWT melalui perantaraan malaikat jibril. Al Qur'an tidak diturunkan scara
langsung sekaligus.
karena ayat-ayat qur'an merupakan interpretasi
petunjuk yang diberikan Allah bilamana terjadi sebuah kejadian.
misalkan
ayat-ayat dalam surat Ali imran yang merupakan petunjuk pada dan panutan
bagi kaum muslim ketika terjadi perang Uhud.
atau
ayat Al qur'an di dalamnya terdapat kisah-kisah tentang nabi-nabi terdahulu dan
sejarah Agama Allah sejak masa nabi Adam AS.
ketika
Ayat Al qur'an turun, nabi senantiasa mengajarkan pada sahabat-sahabatya.
seperti Ali bin abi thalib, abu bakar, zaid bin tsabit langsung menuliskan Ayat
Al qur'an yang diajarkan nabi.
penulisan
tersebut bukanlah dikertas sepert layaknya zaman sekarang, tetapi ayat Al
qur'an itu ditulis di batu, di pelepah kurma atau di benda-benda lain selain
kertas.
karena pada zaman itu belum ada kertas. ada
sahabat yang mencatatnya secara langsung ayat yang diajarkan nabi. atau ada sahabat yang mengingatnya dalam
bentuk hafalan saja.
pasca
wafatnya nabi terjadi sebuah polemik di mana penyusunan ulang Al Qur,an dalam
bentuk mushaf.
dimana para sahabat berselisih paham mengenai
jumlah Ayat dalam Qur'an, mengenai isi
atau kandungan dalam Al Qur'an tersebut.
pada
masa utsman bin affan, khalifah ke 3 dari khulafaurrasyidin. pernah ada sebuah
kejadian di kuffah dimana terjadi perselisihan mengenai ayat Al qur'an.
di sebuah masjid di kuffah mereka berselisih
paham tentang salah satu Ayat Al Qur'an "wa atimul hajja wa umrah
billah". sebagian meyakini itu adalah benar.
tetapi
sebagian yang lain meyakini bahwa ayat tersebut terdapat kesalahan yakni
"wa atimul hajja awa umrah lil bait". hingga persolan itu diadukan
kepada khalifah usman bin affan.
begitu
juga ada sahabat nabi yang mengajarkan melalui mushaf yang satu, sementara
sahabat nabi lainnya mengajarkan pada mushaf yang lainnya sehingga menimbulkan
perselisihan.
hingga
seorang sahabat bernama Hudzaifah pada saat itu memaksa kepada khalifah utsman
bin affan agar melakukan penyeragaman mushaf-musshaf Al Qur'an. tujuannya
supaya tidak terjadi perpecahan di dalam umat islam.
diantara
mushaf yang dicatat dan disusun oleh para sahabat pun berbeda pula dalam hal
jumlah surat, serta jumlah ayatnya.
ada yang mencatat 114 Ayat, ada yang mencatat
hanya 111 surat seperti sahabat ibnu mas'ud. ada sahabat yang menganggap
beberapa surat dalam Qur'an bukan merupakan Ayat Al qur'an, tetapi adalah doa
nabi sehingga tidak dicacat olehnya ketika menyusun kitab mushaf tersebut.
berikut
beberapa mushaf yang dicacat dan disusun oleh beberapa sahabat nabi :
Mushaf ibnu Mas'ud
mushaf Al qur'an yang dicacat oleh ibnu
mas'ud jumlahnya tidak 114 surat, tetapi hanya 111 surat saja.
nampaknya tidak terdapat surat muawwidzatain
dalam mushaf yang disusun oleh ibnu mas'ud karena ia menganggap kedua surat
muawwidzatain adalah doa rasulullah.
Yakni
doa yang titujukan kepada cucunya hasan bin ali agar terhindar dari segala
macam godaan syaithan dan sihir.
Jadi
kedua suerat tersebut tidak termasuk dalam Al qur’an dalam mushaf yang dicacat
dan disusun oleh ibnu mas’ud.
Selain
itu dalam mushaf tersebut terdapat beberapa ayat ada yang ditambah untk
memberikan penjelasan makna.
Misalkan
dalam surat Al Maidah terdapat ayat :……”dan bagi pencuri laki-laki dan
perempuan maka potonglah kedua tangannya”. Ayat tersebut dirubah menjadi ……”dan
bagi siap saja yang mencuri maka potonglah kedua tangannya”.
Ayat
lainya sperti….tegakkanlah timbangan dengan adil dirubah menjadi…. tegkanlah timbangan dengan lisan.
Jadi
dalam mushaf yang dicatat oleh ibnu mas’ud terdapat ayat-ayat yang sengaja di
rubah olehnya untuk memperjelas maksud dan makna dari ayat tersebut.
Memang pada saat itu sahabat yang sengaja
menambahkan penjelasan dalam mushaf yang disusun untuk memudahkan hafalan atau
pengertian ayat tersebut.
Mushaf
ali bin Abi Thalib
sahabat
rasul lainnya, yakni ali bin Abi thalib juga mempunyai mushaf sendiri yang
sejak lama dicacatnya dan disusunnya.
malah
ali bin abi thalib mengatakan tidak ada satu ayatpun yang disampaikan oleh
Rasul kepadannya selain dicacatnya.
tetapi
tampaknya mushaf ali bin abi thalib berbeda dengan mushaf yang disusun oleh
para sahabat rasulullah lainnya.
mushaf
yang dicacat dan disusun oleh Ali bin abi thalib berjumlah tidak 114
ayat.selain itu surat-surat makiyyah (ayat yang turun di mekkah) lebih dahulu
dari pada madaniyyah (ayat yang turun di madinah).
disamping
mushaf-mushaf tersebut ternyata ada mushaf lainnya seperti yang dicatat dan
disusun oleh ubay bin kaab, zaid bin tsabit, mushaf abu musa al asyari, sdb.
yang
kadang antara satu surat dengan surat yang lainnya berbeda sehingga menimbulkan
polemik serta kontrovesri yang membawa bagi perpecahan di kalangan umat saat
itu.
jadi
pasca wafat nabi muhammad SAW terjadi polemik dalam penyusunan mushaf Al
Qur'an.
ada
sahabat yang mengajarkan Qur'an melalui satu mushaf, sementara sahabat lainnya
mengajarkan melalu mushaf lainnya sehingga menimbulkan perdebatan dikalangan
umat islam pada waktu itu.
seperti
kejadian di kota kuffah pada saat itu terjadi perselisihan tentang salah satu
ayat Al Qur'an, yakni "wa attimul Hajja waumrah lillah", sementara
umat muslim lainnya mengatakan "Wa atimul hajjam wa umrata lilbait".
kejadian
di kota kuffah sejak 1400 tahun yang lalu hanyalah 1 dari banyaknya
perselisihan yang terjadi diantara umat islam saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar