Minggu, 19 November 2017

sejarah istana bogor

              

                  Sejarah kawasan istana bogor




















Istana bogor pada awalnya merupakan bangunan yang dicanangkan sejak era pemerintahan VOC, yakni bangunan yang awalnya merupakan tempat peristirahatan bagi pejabat dan gubernur jenderal belanda hingga menjadi istana bergaya arsitektur eropa abad 19.

 

 

keberadaan istana bogor disinyalir muncul sekitar pertengahan abad 18, yakni sekitar tahun 1745 masehi.

 

 

 

 

 adalah gubernur jenderal belanda Gustaf Von imhoff yang mencanangkan "rumah peristirahatan"di kawasan Buitenzorg atau bogor.

 

 

 

Pada awalnya gubenur jenderal tersebut mendapatkan ide dari sebuah kampung di wilayah hulu sungai ciliwung.

 

 

 

 

Karena melihat keindahan kampung tersebut, sang gubernur jenderal berupaya membangun tempat peristirahatan di kawasan yang jauh di  selatan kota batavia.

 

 

 

 

 

 

kondisi dan situasi di jakarta pada abad ke 19, membuat banyak para pejabat kolonial, baik yang berada dalam ruang lingkup pemerintahan dan para pengusaha swasta asing membangun rumah-rumah peristirahatan di kawasan yang sejuk, asri jauh dari keramaian kota.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

----keadaan batavia/jakarta pada abad 18----

 

 

 

 

perlu diketahui, kota batavia/jakarta pada abad ke 18 tidak seperti era abad 17. pada abad 18 kota batavia mulai penuh sesak dengan penduduk.

 

 

 

 

 meningkatnya jumlah penduduk di dalam kota, sistem sanitasi yang tidak bersih, banyaknya wabah penyakit itu salah satu yang mengilhamai para gubernur jenderal agar membangun tempat peristirahatan yang jauh di selatan kota batavia.

 

 

 

tujuannya agar memberikan kenyamanan bagi para pejabat VOC dan gubernur jenderal dari hiruk pikuk kota batavia.

 

 

bahkan kota batavia pun menjadi "kuburan bagi orang-orang belanda, sistem sanitasi, wabah penyakit menyebabkan banyak warga belanda dan eropa pada abad ke 18-19 yang tewas di kota tersebut.

 

 

gelman taylor seorang penulis memberikan keterangan jika akibat wabah penyakit di kota tersebut meyebabkan orang-orang belanda tewas secara tidak terduga.

 

 

 

pada malam hari mereka masih makan bersama keluarga tetapi pada pagi hari tewas di kamarnya.

 

 

 

 

 

selain itu jumlah penduduk yang makin meningkat, jika pada abad 17, jakarta masih berpenduduk antara

27.500 -45.500 orang, pada abad ke 18 jumlah penduduk semakin melonjak naik.

 

 

adalah hal yang tidak aneh pada era tersebut, banyak para pejabat, pembesar belanda membangun rumah, tempat peristirahatan di selatan kota batavia.

 

 

 

 

bukan hanya gustaf von imhoff, berbagai pejabat belanada para era kolonialisme juga membangun bangunan di luar kota batavia tersebut, yakni di kawasan yang asri, sejuk dan jauh dari keramaian kota

 

 

 

 

 

tidak heran jika Von Imhoff, gubernur jenderal membangun tempat peristirahatan di kawasan buitenzorg/bogor yang kini dikenal sebagai "istana bogor".

 

 

 

 

membangun tempat peristirahatan di tempat yang jauh di selatan kota batavia disebabkan karena faktor tersebut.

 

 

 

 

 

kota bogor sejak dahaulu dinamakan "buitenzorg" yang artinya "tanpa kekhawatiran". kota tersebut berada di jauh di selatan kota batavia. kota tersebut menjadi semacam tempat penelitian bio kultural dan proyek penelitian orang-orang belanda pada abad ke 19.

 

 

 

 

 

 

 keberadaan para ahli botani, bio kultur dari inggris dan belanda ada di kota bogor zaman dahulu. mereka melaksanakan proyek penelitian tumbuhan di halaman istana bogor yang pada kemudian hari menjadi kebun raya bogor.

 

 

 

 

 

 

salah seorang gubernur jenderal inggris, yakni  thomas stamford raffles (1811-1815) sang gubernur jenderal inggris juga tinggal disana bersama istrinya, olivia marianne raffles. ia juga banyak mengundang para ahli botani untuk membangun dan memperindah halaman istana bogor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

------bogor pada era pendirian awal kota batavia---

 

 

 

 

 

Pada masa pendirian kota batavia, jakarta masa silam yang dilaksanakan oleh pemerintahan kompeni belanda tahun 1619.

 

 

 

 

Wilayah yang dikenal sebagai buitenzorg (bogor masa silam) terletak jauh di selatan kota batavia.

 

 

 

 

 

 

keberadaan bogor masa silam yang jauh dari letak kota batavia membuat  warga kota batavia enggan untuk bermigrasi ke sana.

 

 

 

 

 

karena seperti yang dikatakan dalam buku "jakarta 400 tahun"  wilayah di luar kota batavia merupakan wilayah yang angker bagi warga kota. Terutama bagi orang-orang belanda dan eropa.

 

 

 

 

 

keberadaan para perampok dari banten yang berkeliaran di luar tembok kota adalah salah satunya. Saat itu banten bermusuhan dengan kompeni belanda.

 

 

 

 

 

 

banten ketika dipimpin oleh sultan ageng tirtayasa menjadi musuh bebuyutan bagi kompeni belanda.

 

 

 

 

 

Sehingga keberadaan perampok banten yang berkeliaran di sekitar luar tembok menjadi alasan bagi warga kota batavia untuk bermigrasi ke sana.

 

 

 

 

 

 

selain itu di luar tembok kota batavia, merupakan wilayah hutan yang masih banyak binatang buasnya. Sehingga warga kota, pembesar kompeni enggan untuk bermigrasi ke sana. Jangankan ke wilayah yang jauh ke selatan seperti bogor jaman dahulu.

 

 

 

 

Bagi warga kota batavia wilayah diluar tembok pun adalah wilayah yang berbahaya.

 

 

 

 

tetapi semuanya berubah pada tahun 1680. Perdamaian kompeni dengan kesultanan banten membuat jaminan keamanan di wilayah luar tembok menjadi lebih baik.

 

 

 

 

karena setelah tahun 1680,  masehi penguasa banten sultan haji, malah melakukan perdamaian dengan belanda.

 

 

 

 

 

setelah adanya keadaan yang lebih damai tersebut, wilayah luar kota batavia menjadi lebih aman. Saat itulah milai terjadi migrasi warga kota batavia ke wilayah-wilayah ke luar tembok, termasuk ke selatan.

 

 

 

 

 

 

Tidak heran, keadaan yang lebih aman itu juga membuat  adanya pembesar-pembesar kompeni membuat rumah peristirahatan di tempat yang jauh di selatan kota batavia, jauh dari keramaian penduduk dan hiruk pikuk kota.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

bangunan tempat peristirahatan di bogor tersebut pernah hancur akibat letusan gunung salak yang terjadi sekitar tahun 1834.

 

 

 

 

 akibatnya perlu lagi dibangun bangunan berlantai satu akibat bangunan tersebut hancur karena gempa. pembangunan istana "berlantai satu"  itu dilakukan untuk menghindari bangunan hancur lagi akibat gempa.

 

 

 

 

 

hingga memasuki abad 19, gubernur jenderal albertus van twist membangun kembali bangunan istana bogor tersebut dengan konsep yang lebih besar hingga memasuki abad 19, bangunan yang pada awanya merupakan tempat peristirahatan menjelma menjadi  bangunan istana pada abad ke 19.

 

 

 

bangunan yang pada awalnya merupakan tempat peristirahatan menjelma menjadi istana dengan arsitektur khas eropa  sama seperti pada era tahun 1870, pihak pemerintah kolonial juga membangun istana gambir di sekitadekat lapangan monas.

 

 

memasuki akhir abad ke 19, istana bogor menjadi tempat kediaman sekaligus rumah bagi 38 gubernur jenderal belanda. yakni dimulai tahun 1870-1942.

 

 

 

 

 hingga ketika era penjajahan jepang, bangunan tersebut diambil jepang dan berakhirlah era kolonialisme di nusantara termasuk rumah kediaman di kawasan bogor dialihfungsikan untuk kepentingan jepang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

menurut beberapa sumber, istana bogor adalah tempat peristirahatan yang terdiri dari tiga lantai pada awalnya.

 

 

 

 bahkan von imhoff sendiri yang merancang bangunannya sendiri. rancangan desain dari bangunan tempat peristirahatan itu meniru arsitektur kediaman "duke of malborough" di dekat oxford inggris.

 

 

banyak bangunan era kolonial yang dibangun dengan meniru konsep bangunan dari eropa. seperti bangunan stadhuis van batavia  (museum Fatahillah kota tua jakarta) yang meniru desain istana dam di amsterdam, atau istana putih didekat lapangan banteng yang meniru istana di perancis.

 

 

 

memang arsitektur eropa sangat dominan dibangun pada era kolonialisme. Termasuk istana bogor yang meniru design dari istana milik "duke of malborough" di dekat oxford, inggris.

 

 

 

 

 

 

 

 

bangunan tempat peristirahatan itu merupakan bangunan yang ditambah di kemudian hari.

 

 

 

 

ketika era penjajahan inggris (1811-1816) kawasan halaman tersebut menjadi lebih luas karena adanaya proyek yang dilkukan oleh gubernur jenderal Raffles. kabarnya luas halaman bangunan peristirahan tersebut mencapai 28,4 hektare.

 

 

 

 

 

 

 















bangunan tempat peristirahatan di bogor tersebut pernah hancur akibat letusan gunung salak yang terjadi sekitar tahun 1834.

 

 

 

 

 akibatnya perlu lagi dibangun bangunan berlantai satu akibat bangunan tersebut hancur karena gempa. pembangunan istana "berlantai satu"  itu dilakukan untuk menghindari bangunan hancur lagi akibat gempa.

 

 

 

untuk menghindari bangunan tersebut hancur akibat jika terjadi gempa lagi, maka dibangun berlantai satu.

 

 

tetapi hingga memasuki abad 19, albertus van twist membangun kembali bangunan istana bogor tersebut dengan konsep yang lebih besar hingga memasuki abad 19, bangunan yang pada awanya merupakan tempat peristirahatan menjelma menjadi  bangunan istana pada abad ke 19.

 

 

 

bangunan yang pada awalnya merupakan tempat peristirahatan menjelma menjadi istana dengan arsitektur khas eropa  sama seperti pada era tahun 1870, pihak pemerintah kolonial juga membangun istana gambir di sekitar dekat lapangan monas.

 

 

 

 

memsuki akhir abad ke 19, istana bogor menjadi tempat kediaman sekaligus rumah bagi 38 gubernur jenderal belanda. yakni dimulai tahun 1870-1942.

 

 

 

 

 

hingga ketika era penjajahan jepang, bangunan tersebut diambil jepang dan berakhirlah era kolonialisme di nusantara termasuk rumah kediaman bagi para gubernur jenderal belanda di kawasan bogor dialihfungsikan untuk kepentingan jepang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 












  Tugu peringatan "lady Raffles" di kawasan kebon raya

 

 

 

 

gubernur jenderal Raffles adalah gubernur jenderal inggris yang berkuasa kurang lebih tahun 1811-1816.

 

 

 

 

 selama kurun waktu 5 tahun inggris pernah berkuasa di nusantara pasca meruntuhkan kedudukan belanda perancis di pulau jawa. setelah terjadi perang dan mengalahkan gubernur jenderal belanda-perancis willem janses dalam pertempuran di tuntang, jawa tengah, secara resmi inggris jadi penguasa baru di pulau jawa.

 

 

 Ketika tinggal di pulau jawa, gubernur jenderal raffles tinggal di tempat tersebut yang Merupakan bangunan yang dikenal sebagai istana bogor.

 

 

baru beberapa tahun menjabat sebagai gubernur jenderal, raffles kehilangan istrinya yang meninggal akibat penyakit malaria.

 

 

 

 

permaisuri sang gebernur jenderal meninggal akibat malaria dalam usia kurang lebih 43 tahun, dalam usia yang relaif masih muda.

 

 

kemudian sang gubernur jenderal membangun tugu peringatan untuk istrinya yang telah meninggal tersebut.

 

 

 

 

 tugu itu dibangun di halaman istana, namun berhubung halaman istana tersebut menjadi "kebon raya" di kemudian hari tugu tersebut kini berada di kebon raya bogor.

 

 

 

di sana terdapat kata-kata romantis dari raffles untuk istrinya yang meninggal tersebut yakni "

 

 

 

"Oh thou Whom Neer My Constant Heart , One Moment Hath Forgot, Tho Fate Severe Hath Bid Us Part, Yet Still Forget Me Not"

 

 

 

 

 

 

 

mungkin mirip sekali dengan kisah dari seorang sultan islam zaman dinasti mughal, yakni sultan shah jehan yang membangun kuburan dan istana untuk permaisurinya yang bernama mumtaz mahal.

 

 

 

 

shah jehan merasa sedih dengan pemaisurinya yang meninggal dunia. untuk itu ia membangun  kuburan sekaligus istana untuk mengenang  mumtaz mahal di kota agra, utara delhi.

 

 

 

 

bangunan itulah yang disebut sebagai "taj Mahal", yang dikenal sebagai 1 dari 7 keajaiban dunia.

 

 

 

 

 

Taj Mahal mungkin sangat besar karena menyerupai istana. sultan islam dinasti mughal pun perlu puluhan tahun untuk membangun tugu peringatan sekaligus kuburan untuk permaisurinya.

 

 

raffles pun membangun tugu peringatan untuk isterinya, olivia marinne raffles.

 

 

 

 

walaupun tidak sebesar taj mahal namun di dekat istana bogor masih menyimpan kisah-kisah keromantisan cerita dari sang gubernur jenderal inggris tersebut.

 

 

setelah selesai masa jabatannya sebagai gubernur jenderal, raffles sempat kembali ke inggris dan menikah dengan istri kedua berrnama sophia hull.

 

 

 

 

 dari pernikahannya ia dikarunia anak 4 orang dan tinggal di bencolen atau bengkulu.

 

 

 

 

 

 

 

 

hingga sekarang tugu tersebut masih eksis, para pengunjung yang berkunjung ke kawasan kebon raya bogor masih dapat melihat secara langsung keberadaan "tugu Lady Raffles tersebut".

 

 

 

awalnya tugu tersebut berada di halaman istana bogor menurut beberapa sumber, sebagian halaman istana tersebut menjadi kebun raya sekjitar tahun 1869 masehi.

 

 

 

 

Hingga kini tugu peringatan tersebut tersebut berada di kawasan kebon raya.

 

 

 

 

pada era berikutnya, yakni sekitar abad ke 19, halamn istana bogor dipenuhi dengan berbagai macam varietas tumbuhan dan para ahli bio kultural yang mengelolanya.






 

 



Gustaf von imhoff, gubernur pencetus cikal bakal istana bogor







bogor dari waktu ke waktu   :

 



tahun 1745-1799 ---

dibawah pemerintahan VOC,

 (kongsi dagang belanda)



tahun 1808-1811

---dibawah pemerintahan 

   belanda- perancis



tahun 1811-1816

---dibawah pemerintahan inggris

   (raffles & john fendall)

 

 

 

 

tahun 1816-1942

---dibawah pemerintahan kolonial

     belanda

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber Diambil dari :

Sejarah Indonesia

H.M Vlackke

 

Sejarah Nasional indonesia


Sejarah Indonesia

Universitas terbuka


Kehidupan sosial di batavia

Gelman Taylor









2 komentar: