Jumat, 06 Januari 2017

Kerjasama militer kesultanan Aceh darussalam dengan turki utsmani Abad 16




Kerjasama militer kesultanan 

Aceh darussalam dengan turki 

utsmani Abad 16






      


        





        








Sejak lama Kerajaan Aceh Darusalam mengikatkan diri dengan kekhalifahan Islam Turki Ustmani. Hubungan anatara dua kesultanan mencakup dalam bidang ekonomi, politik, dan militer.

 

 

 

 

 

 

dalam berbagai literatur kesultanan Turki Utsmani disebut juga sebagai :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-Turkey Ottoman

 

 

--ottoman Empire

 

 

 

--ottoman Dinasty

 

 

--osman Dinasty

 

 

 

 

-daulah utsmaniyah

 

 

 

 

--kesultanan utsmaniyah

 

 

 

---kesultanan Turki utsmani

 

 

 

--bani utsmaniyah

 

 

 

----Daulah bani utsmaniyah

 

 

 

----khilafah Utsmaniyah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Turki utsmaniyah pada Abad 16

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pada Abad ke 16 atau Tahun 1500 an, Turki mencapai puncak kejayaannya dengan wilayah yang membentang dari Eropa timur Hingga ke teluk Persia.

 

 

 

 

sebagian Eropa dibawah kekuasaan Turki utsmaniyah. dengan dipimpin oleh sultan seperti sultan selim I, sultan sulaiman Al qanun (the magnificent), kemudian Turki Makin memperluas kekuasaannya Hingga Eropa timur.

 

 

 

 

Hungarian, Serbia, bulgaria sebagian yunani menjadi wilayah Turki utsmaniyah. bahkan wilayah Turki utsmani hampir mencapai Kota wina di Austria, hanya terpaut beberapa ratus kilometer dari wina.

 

 

 

 

pada awal berdirinya, wilayah Turki hanyalah sekitar Asia kecil (minor), dibawah sultan Osman I.

 

 

tetapi memasuki zaman Abad 16, Turki ottoman semakin berjaya setelah menaklukan Eropa timur.

 

 

 

serangan terhadap Eropa timur telah banyak dilakukan pada sejak era sultan Murad I (1360-1389) dengan takluknya Kosovo, turaqiyah, makedonia, dsb.

 

 

 

Turki banyak berkonfrontasi dengan penguasa Serbia, bulgaria, hungaria, wallachia, dsb.

 

 

Hingga memasuki Abad ke 16, atau Tahun 1500 an, wilayah Turki ottoman membentang dari Eropa timur Hingga ke teluk Persia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aceh Darussalam pada Abad ke 16

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sedangkan Kesultanan Aceh abad 16, atau Tahun 1500 merupakan kesultanan yang baru berdiri Tahun 1514, Hingga memasuki pertengahan Abad ke 16, Aceh Darussalam di bawah pimpinan sultan alaudin riayatsyah berhasil menaklukan banyak wilayah di sumatera.

 

 

 

tidak seperti Turki utsmani yang telah berdiri selama berabad-abad, Abad ke 16, Aceh Darussalam baru berdiri Tahun 1514.

 

 

 

seperti dibawah Pemerintahan  sultan alaudin, Aceh Darussalam menaklukan kerajaan Aru (di timur sumatera), deli, pariaman, pasaman, tiku, beberapa wilayah di sumatera utara Dan sumatera barat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Askeyri beytul mukkades

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebuah arsip dari Kesultanan Turki Utsmani yang berisi tentang petisi Sultan Alauddin Riayat Syah kepada Sultan Sulaiman Al-Qanuni,  membuktikan jika Aceh mengakui penguasa Utsmani di Turki sebagai kekhalifahan Islam.

 

 

 

 

 

 

 

Dokumen tersebut juga berisi laporan soal armada kapal perang bangsa Portugis yang sering menganggu dan merompak kapal pedagang Muslim yang tengah berlayar di jalur pelayaran Turki-Aceh dan sebaliknya.

 

 

 

sejak Tahun 1511, portugis menaklukan malaka. malaka bandar terbesar di Dunia timur, terutama Asia tenggara Diambil alih oleh portugis dibawah pimpinan Alfonso de Alberqueque.

 

 

 

 

kebencian portugis terhadap islam, tentunya salah satunya dengan semangat gold, glory Dan gospel.

 

 

 

maka portugis memakai berbagai Cara untuk menyerang Kesultanan Muslim Dan bandar-bandar Muslim.

 

 

Hingga akhirnya melalui serangan Tahun 1511, bandar malaka jatuh Dan Diambil alih bangsa pirtugis.

 

 

 

Bangsa Portugis juga sering menghadang jamaah haji dari Aceh dan sekitarnya yang menunaikan ibadah haji ke Mekkah melalui jalur laut.

 

 

 

 

Oleh Sebab itu, pihak Aceh mendesak Turki Utsmani agar mengirim armada perangnya untuk mengamankan jalur pelayaran tersebut dari gangguan armada kafir Farangi atau Portugis.

           

 

 

Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat tahun 1566 M, Sultan Selim II yang menggantikannya mendukung petisi dari Aceh tersebut.

 

 

 

 

 

Sultan Selim II (1566-1574 M) segera memerintahkan armada perangnya untuk melakukan ekspedisi militer menuju Aceh.

 

 

 

Sekitar bulan September 1567 M, Laksamana Turki di Suez, Kurtoglu Hizir Reis, diperintahkan berlayar menuju Aceh membawa sejumlah ahli senapan api, tentara, dan perlengkapan artileri.

 

 

 

 

 

Pasukan ini oleh Sultan diperintahkan berada di Aceh selama masih dibutuhkan oleh Sultan Aceh.

           

 

 

Walau berangkat dalam jumlah yang teramat besar, yang sampai di Aceh hanya sebagian saja.

 

 

Karena di tengah perjalanan, sebagian armada perang Turki dialihkan ke Yaman untuk memadamkan pemberontakan di sana yang berakhir tahun 1571 M.

          

 

 

 

 

 

 

 

 

 


sambutan sultan aceh terhadap hizir kartoglu reis

 

 

 

 

 Kehadiran armada kekhalifahan Turki Utsmaniyah pimpinan Laksamana Suez Kurtoglu Hizir Reis disambut dengan penuh suka cita oleh masyarakat Aceh.

 

 

 

Sebuah upacara besar diadakan guna menyambut kedatangan Laskar Islam itu di Tanah Rencong.

 

 

 

Sultan Aceh menganugerahkan Kurtoglu Hizir Reis sebagai gubernur atau wali bagi pihak Turki di kesultanan  Aceh Darussalam, yang merupakan utusan resmi Sultan Selim II yang ditempatkan di wilayah tersebut.

          

 

 

 

 Menurut catatan sejarah, pasukan Turki yang tiba di Aceh secara bergelombang dari tahun 1564 hingga 1577 M berjumlah lebih kurang 500 orang.

 

 

 

Mereka terdiri dari mujahidin yang sangat ahli mempergunakan senjata api, penembak jitu, dan ahli-ahli teknik.

 

 

 

Dengan bantuan tentara Turki Ustmani ini, Kesultanan Aceh menyerang Portugis yang berkedudukan di Malaka.

          

 

 

 

 Turki Utsmaniyah juga berupaya mengamankan jalur pelayaran ibadah haji dari Nusantara ke Mekkah dari serangan para perompak dan gangguan armada Portugis.

 

 

 

Turki juga mengizinkan kapal-kapal Kesultanan Aceh untuk mengibarkan bendera Turki Utsmani agar aman dari gangguan di laut.

 

 

 

Laksamana Turki di Laut Merah bernama Selman Reis secara cermat terus memantau setiap gerakan armada perang Portugis di Samudera Hindia.

 

 

 

Hasil pantauannya itu dilaporkan oleh Selman ke pusat pemerintahan kekhalifahan Turki di Istanbul.

           

 

 

Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar dilantik pada tahun 1537 M, ia sangat menyadari bahwa Aceh harus meminta bantuan militer kepada Turki.

 

 

 

Di dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh, Turki Utsmani bahkan diperbolehkan membangun satu akademi militer bernama  Askeri Beytul Mukaddes  yang pengucapannya diubah menurut dialek dalam bahasa aceh menjadi Laskar Baitul Makdis.

 

 

 

Akademi pendidikan militer inilah yang kelak dikemudian hari melahirkan banyak pahlawan Aceh yang memiliki keterampilan dan keuletan tempur yang dalam sejarah perjuangan rakyat aceh dicatat dalam dalam sejarah Kesultanan tersebut.

          

 

 

 

dengan bantuan militer tersebut, Aceh mampu membuat meriam-meriam dari perunggu pada Abad ke 17, Kesultanan Aceh darussalam mengalami kemajuan berkat jasa dari Turki utsmani.

 

 

 

 

 

 

 

 

kerjasama terus dilakukan Hingga menjelang Abad ke 19. ketika belanda memberlakukan traktat sumatera Tahun 1871, aceh darussalam mendapat ancaman dari bangsa belanda.

 

 

 

 

 

 Hal itu merupakan salah satu faktor yang membuat aceh meminta bantuan karena sejak lama antara kesultanan aceh dan turki terlibat kerjasama dalam bidang politik, militer, ekonomi.

 

 

 

Maka setelah terjadi traktat sumatera tahun 1871. Kesultanan Aceh mengirimkan tokohnya ke Turki Utsmani.

 

 

 

 

pada Abad ke 16, Turki memang banyak memberikan bantuan kepada kesultanan aceh Darussalam. 





tetapi ketika terjadi perang kolonial belanda pada Abad ke 19, (prang beulanda) atau perang aceh yang dimulai Tahun 1873, Turki utsmani tidak Dapat memberikan bantuan pada kesultanan Aceh Darussalam.

 

 

 karena Turki sedang terlibat perang dengan Rusia, kerajaan Turki Utsmani tidak bisa memberikan bantuan kepada kesultanan aceh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

periodesasi sejarah turki utsmani :

 

 

 

 

 

 

 

Tahun 1299-1329   ; pemerintahan sultan Osman I

 

 

 

 

tahun 1329-1360 : pemerintahan sultan Orkhan I

 

 

 

 

tahun 1360-1389   ; Pemerintahan sultan Murad I

 

 

 

 

 

tahun  1389-1402  : Pemerintahan Sultan Bayazid I

 

 

 

 

tahun 1402-1413  : Masa disintegrasi dan perpecahan

 

 

 

 

Tahun 1413-1421 : pemerintahan Sultan Muhammad I

 

 

 

Tahun 1413-1451 ; pemerintahan sultan Murad II

 

 

 

Tahun 1451- 1481 : pemerintahan sultan Muhammad II

 

 

 

 

 

Tahun 1481- 1512  ; pemerintahan sultan Bayazid II

 

 

 

 

 

 

Tahun 1512-1520 : pemerintahan Sultan Selim I

 

 

 

 

 

 

 

Tahun 1520-1560 : pemerintahan sultan sulaiman Al Qanun

 

 

 

 

 

 

 

 

Tahun 1560-1574 : Pemerintahan Sultan Selim II

Pengiriman ahli senjata, tentara turki Utsmani ke 

Aceh dibawah Hizir Kartoglu Reis

 

 

 

 

dst.........................

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber Diambil dari   :

 

 

 

 

 

 

 

Muhammad said, sejarah aceh, aceh sepanjang abad

 

 

sejarah umat Islam, Hamka

 

 

sejarah indonesia, universitas terbuka

 

 

Bangkit Dan runtuhnya khilafah utsmaniyah

prof. Dr. Muhammad As Shalabi

 

 

 

 buku sejarah daerah aceh, penerbit depdikbud





             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar