Berbicara
tentang kota jakarta pada masa lampau memang tiada habisnya.
kota
jakarta tempo dulu adalah kota dengan ciri multikulturisme dan heterogen.
Berbagai
jenis etnis, agama, ras, kultur melekat dan bercampur baur dalam ruang lingkup
kota yang merupakan pusat pemerintahan dari kongsi dagang, vereninging oost
indische compagnie atau VOC di belahan timur.
Tetapi
walaupun begiru banyaknya etnis, kultur, dan begitu banyak komunitas yang
terdapat di kota tersebut, dapat
dibedakan melalui pakaian, gaya rambut serta ciri fisiknya.
Di
jakarta masa lampau atau kota yang dinakan batavia, mudah saja mengenali
seseorang berasal dari kalangan mana.
Misalkan
orang yang bermata sipit, berkulit putih
dan umumnya kaum laki-lakinya rambutnya dikepang, sudah pasti orang tersebut
berasal dari etnis tionghoa.
Pakaian orang cina juga sangat berbeda dari
penduduk lainnya, sehingga mudah dikenali jika ia berasal kalangan tionghoa.
Lain
lagi bila ada yang berkulit hitam, bisa berbahasa portugis atau melayu, memakai
topi bila berpergian, memakai tanda salib sudah pasti orang tersebut berasal
dari kalangan mardjiker.
yaitu orang portugis hitam yang nenek
moyangnya berasal dari wilayah-wilayah di india selatan.
Begitu
juga dengan kalangan pribumi, orang jawa biasa memakai blangkon, orang makassar
memakai sorban.
Orang
ambon kadang kaum laki-lakinya berambut panjang.
Sedangkan
orang perempuan betawi umumnya memakai kebaya berwarna-warni tidak seperti
kebaya yang dipakai oleh perempuan eropa.
Sementara
orang eropa dapat dikenali dengan ciri berkulit putih, berbahasa dengan bahasa
belanda atau inggris.
Sudah
pasti orang tersebut adalah orang eropa. Walaupun kadangkala orang pribumi
tidak bisa membedakan mana yang orang belanda, atau inggris.
Jadi
tidak seperti saat ini, kalau kita jalan-jalan di kota jakarta tentunya sulit
membedakan dari kalangan mana orang tersebut berasal,
karena
dalam segi pakaian, ciri fisik dan gaya rambut kadangkala punya kemiripan
sehingga sulit dikenali.
Tetapi
dijakarta tempo dulu, walaupun beragam manusia, ras, suku, budaya tetapi
masing-masing tetap memiliki ciri khas sehingga memudahkan kalangan lain dapat
mengetahui dari mana orang tersebut berasal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar