Senin, 26 Desember 2016

Orang Portugis Hitam di Jakarta Tempo dulu




Orang portugis hitam di Batavia






















Orang portugis Hitam atau yang disebut orang mardjiker telah ada di Jakarta sejak  dulu, yakni  sejak awal Berkuasanya Kongsi dagang belanda di Nusantara. 




Keberadaan mereka telah banyak di Batavia sejak pendiriannya kota tersebut.





 Jumlah mereka semakin banyak pada pertengahan abad ke 17. Pada mulanya mereka tinggal di dalam tembok Batavia lalu semakin banyak berpindah ke luar tembok Batavia.







Mardjiker berasal dari bahasa belanda yang berarti orang portugis Hitam. Mereka memiliki ciri fisik berkulit hitam karena pada umumnya berasal dari wilayah di selatan india seperti, Bengali, Tamil, dsb.



Walaupun memiliki cirri berkulit gelap, tapi mereka mampu berbahasa portugis karena mereka tinggal di wilayah-wilayah jajahan Portugis di India.





ketika Belanda mengalahkan Portugis, Pihak belanda banyak mengangkut mereka ke Batavia dengan menggunakan kapal.





Diantaranya ada yang budak, dan ada pula yang berstatus sebagai orang merdeka atau bukan Budak. jadi cirri fisik dari orang portugis Hitam karena memang awalnya mereka berasal dari wilayah-wilayah di selatan India.





bahasa yang mereka gunakan, yakni bahasa portugis menunjukan mereka  berada di wilayah-wilayah bekas jajahan Portugis di india.





Mardjiker itu berasal dari bahasa Belanda yang berarti Bebas atau merdeka.sedangkan  Kata Mardjiker dalam bahasa portugis berarti mardicas. Sedangkan dalam bahasa melayu, mardicas adalah Merdeka.





 Dan dalam bahasa sansekerta, mardjiker itu memiliki kesamaan arti dengan " mahardika" .  Jadi mardjiker atau mardicas memiliki  persamaan arti dengan Mahardika dalam bahasa Sansekerta.





Jadi bisa dikatakan Mardjiker itu berarti merdeka dalam bahasa Melayu atau orang yang bebas merdeka dan bukan kaum Budak.



Mereka adalah orang yang sangat mahir dalam berbahasa Portugis. Tetapi di Batavia atau Jakarta Tempo dulu orang Mardjiker sebagian masih menggunakan Bahasa Tamil, Malayalam, Bengali atau Hindi dan Melayu.





 Bahasa yang mereka gunakan beragam. Termasuk bahasa dari nenek moyang mereka ketika tinggal di India. Selain itu penggunaan Bahasa Melayu juga menyerap ke sebagian Orang Mardjiker

























Migrasi orang mardicas ke timur Dari Kota batavia







Pada awalnya Mereka banyak Tinggal di dalam Tembok kota Batavia. Tetapi setelah tahun 1650, setelah wilayah di luar tembok Batavia semakin aman.





Mereka mulai berpindah ke luar tembok kota Batavia. Diantara yang tinggal di luar tembok kota ada membuka lahan dan berkebun. Hingga pada akhirnya timbul pemukiman-pemukian di luar tembok kota Batavia.







Rumah-rumah Orang Mardjiker di luar kawasan tembok kota pada umumnya terbuat dari kayu dan bambu dan dibelakang rumah terdapat lahan atau halaman untuk berkebun.



Kawasan luar tembok kota batavia merupakan kawasan yang berbahaya, karena selama pendirian kota batavia, saat itu kompeni belanda bermusuhan dengan kesultanan islam banten.







Jadi bagi penduduk batavia, kawasan tembok kota merupakan kawasan yang berbahaya karena ancaman kesultanan banten dan hadirnya perampok-perampok banten disana.



Hal tersebut yang membuat sedikit penduduk batavia yang bermigrasi ke kawasan luar tembok kota batavia. Termasuk orang-orang mardjiker atau orang portugis hitam tersebut.



tetapi dalam kurun waktu tahun 1680 masehi keadaan luar tembok kota menjadi lebih aman dari sebelumnya.







Hal tersebut karena adanya perdamaian antara kompeni belanda dengan kesultanan banten.

Setelah tahun 1680 itu, orang portugis hitam banyak bermigrasi ke luar tembok kota.





Susan blackburn dalam bukunya, migrasi orang portugis hitam tersebut kebanyakan ke daerah timur luar tembok kota batavia.







Masyarakat Jakarta tempo dulu sangat beragam. Mulai dari orang Eropa, Cina, Mardjiker, orang pribumi, dsb. Itu menunjukan multikulturisme dan heterogenitas dari segala budaya yang ada di Jakarta tempo dulu.





Bahkan multikulturalisme itu menjadi ciri bagi masyarakat jakarta hingga saat ini.





















Diambil Dari :







Susan Blackburn, sejarah Batavia 400 tahun

Gelman Taylor, kehidupan sosial di Batavia

Betawi, queen of the east, abah alwi shahab




Tidak ada komentar:

Posting Komentar