Orang portugis hitam di Batavia
Orang
portugis Hitam atau yang disebut orang mardjiker telah ada di Jakarta
sejak dulu, yakni sejak awal Berkuasanya Kongsi dagang belanda
di Nusantara.
Keberadaan mereka telah banyak di Batavia sejak pendiriannya kota
tersebut.
Jumlah mereka semakin banyak pada pertengahan
abad ke 17. Pada mulanya mereka tinggal di dalam tembok Batavia lalu semakin
banyak berpindah ke luar tembok Batavia.
Mardjiker
berasal dari bahasa belanda yang berarti orang portugis Hitam. Mereka memiliki
ciri fisik berkulit hitam karena pada umumnya berasal dari wilayah di selatan
india seperti, Bengali, Tamil, dsb.
Walaupun
memiliki cirri berkulit gelap, tapi mereka mampu berbahasa portugis karena
mereka tinggal di wilayah-wilayah jajahan Portugis di India.
ketika
Belanda mengalahkan Portugis, Pihak belanda banyak mengangkut mereka ke Batavia
dengan menggunakan kapal.
Diantaranya
ada yang budak, dan ada pula yang berstatus sebagai orang merdeka atau bukan
Budak. jadi cirri fisik dari orang portugis Hitam karena memang awalnya mereka
berasal dari wilayah-wilayah di selatan India.
bahasa
yang mereka gunakan, yakni bahasa portugis menunjukan mereka berada di wilayah-wilayah bekas jajahan
Portugis di india.
Mardjiker
itu berasal dari bahasa Belanda yang berarti Bebas atau merdeka.sedangkan Kata Mardjiker dalam bahasa portugis berarti
mardicas. Sedangkan dalam bahasa melayu, mardicas adalah Merdeka.
Dan dalam bahasa sansekerta, mardjiker itu
memiliki kesamaan arti dengan " mahardika" . Jadi mardjiker atau mardicas memiliki persamaan arti dengan Mahardika dalam bahasa
Sansekerta.
Jadi
bisa dikatakan Mardjiker itu berarti merdeka dalam bahasa Melayu atau orang
yang bebas merdeka dan bukan kaum Budak.
Mereka
adalah orang yang sangat mahir dalam berbahasa Portugis. Tetapi di Batavia atau
Jakarta Tempo dulu orang Mardjiker sebagian masih menggunakan Bahasa Tamil,
Malayalam, Bengali atau Hindi dan Melayu.
Bahasa yang mereka gunakan beragam. Termasuk bahasa
dari nenek moyang mereka ketika tinggal di India. Selain itu penggunaan Bahasa
Melayu juga menyerap ke sebagian Orang Mardjiker
Migrasi
orang mardicas ke timur Dari Kota batavia
Pada
awalnya Mereka banyak Tinggal di dalam Tembok kota Batavia. Tetapi setelah
tahun 1650, setelah wilayah di luar tembok Batavia semakin aman.
Mereka
mulai berpindah ke luar tembok kota Batavia. Diantara yang tinggal di luar
tembok kota ada membuka lahan dan berkebun. Hingga pada akhirnya timbul
pemukiman-pemukian di luar tembok kota Batavia.
Rumah-rumah
Orang Mardjiker di luar kawasan tembok kota pada umumnya terbuat dari kayu dan
bambu dan dibelakang rumah terdapat lahan atau halaman untuk berkebun.
Kawasan
luar tembok kota batavia merupakan kawasan yang berbahaya, karena selama
pendirian kota batavia, saat itu kompeni belanda bermusuhan dengan kesultanan
islam banten.
Jadi
bagi penduduk batavia, kawasan tembok kota merupakan kawasan yang berbahaya
karena ancaman kesultanan banten dan hadirnya perampok-perampok banten disana.
Hal
tersebut yang membuat sedikit penduduk batavia yang bermigrasi ke kawasan luar
tembok kota batavia. Termasuk orang-orang mardjiker atau orang portugis hitam
tersebut.
tetapi
dalam kurun waktu tahun 1680 masehi keadaan luar tembok kota menjadi lebih aman
dari sebelumnya.
Hal
tersebut karena adanya perdamaian antara kompeni belanda dengan kesultanan
banten.
Setelah
tahun 1680 itu, orang portugis hitam banyak bermigrasi ke luar tembok kota.
Susan
blackburn dalam bukunya, migrasi orang portugis hitam tersebut kebanyakan ke
daerah timur luar tembok kota batavia.
Masyarakat
Jakarta tempo dulu sangat beragam. Mulai dari orang Eropa, Cina, Mardjiker,
orang pribumi, dsb. Itu menunjukan multikulturisme dan heterogenitas dari
segala budaya yang ada di Jakarta tempo dulu.
Bahkan
multikulturalisme itu menjadi ciri bagi masyarakat jakarta hingga saat ini.
Diambil
Dari :
Susan
Blackburn, sejarah Batavia 400 tahun
Gelman
Taylor, kehidupan sosial di Batavia
Betawi,
queen of the east, abah alwi shahab
Orang
portugis Hitam atau yang disebut orang mardjiker telah ada di Jakarta
sejak dulu, yakni sejak awal Berkuasanya Kongsi dagang belanda
di Nusantara.
Keberadaan mereka telah banyak di Batavia sejak pendiriannya kota
tersebut.
Jumlah mereka semakin banyak pada pertengahan
abad ke 17. Pada mulanya mereka tinggal di dalam tembok Batavia lalu semakin
banyak berpindah ke luar tembok Batavia.
Mardjiker
berasal dari bahasa belanda yang berarti orang portugis Hitam. Mereka memiliki
ciri fisik berkulit hitam karena pada umumnya berasal dari wilayah di selatan
india seperti, Bengali, Tamil, dsb.
Walaupun
memiliki cirri berkulit gelap, tapi mereka mampu berbahasa portugis karena
mereka tinggal di wilayah-wilayah jajahan Portugis di India.
ketika
Belanda mengalahkan Portugis, Pihak belanda banyak mengangkut mereka ke Batavia
dengan menggunakan kapal.
Diantaranya
ada yang budak, dan ada pula yang berstatus sebagai orang merdeka atau bukan
Budak. jadi cirri fisik dari orang portugis Hitam karena memang awalnya mereka
berasal dari wilayah-wilayah di selatan India.
bahasa
yang mereka gunakan, yakni bahasa portugis menunjukan mereka berada di wilayah-wilayah bekas jajahan
Portugis di india.
Mardjiker
itu berasal dari bahasa Belanda yang berarti Bebas atau merdeka.sedangkan Kata Mardjiker dalam bahasa portugis berarti
mardicas. Sedangkan dalam bahasa melayu, mardicas adalah Merdeka.
Dan dalam bahasa sansekerta, mardjiker itu
memiliki kesamaan arti dengan " mahardika" . Jadi mardjiker atau mardicas memiliki persamaan arti dengan Mahardika dalam bahasa
Sansekerta.
Jadi
bisa dikatakan Mardjiker itu berarti merdeka dalam bahasa Melayu atau orang
yang bebas merdeka dan bukan kaum Budak.
Mereka
adalah orang yang sangat mahir dalam berbahasa Portugis. Tetapi di Batavia atau
Jakarta Tempo dulu orang Mardjiker sebagian masih menggunakan Bahasa Tamil,
Malayalam, Bengali atau Hindi dan Melayu.
Bahasa yang mereka gunakan beragam. Termasuk bahasa
dari nenek moyang mereka ketika tinggal di India. Selain itu penggunaan Bahasa
Melayu juga menyerap ke sebagian Orang Mardjiker
Migrasi
orang mardicas ke timur Dari Kota batavia
Pada
awalnya Mereka banyak Tinggal di dalam Tembok kota Batavia. Tetapi setelah
tahun 1650, setelah wilayah di luar tembok Batavia semakin aman.
Mereka
mulai berpindah ke luar tembok kota Batavia. Diantara yang tinggal di luar
tembok kota ada membuka lahan dan berkebun. Hingga pada akhirnya timbul
pemukiman-pemukian di luar tembok kota Batavia.
Rumah-rumah
Orang Mardjiker di luar kawasan tembok kota pada umumnya terbuat dari kayu dan
bambu dan dibelakang rumah terdapat lahan atau halaman untuk berkebun.
Kawasan
luar tembok kota batavia merupakan kawasan yang berbahaya, karena selama
pendirian kota batavia, saat itu kompeni belanda bermusuhan dengan kesultanan
islam banten.
Jadi
bagi penduduk batavia, kawasan tembok kota merupakan kawasan yang berbahaya
karena ancaman kesultanan banten dan hadirnya perampok-perampok banten disana.
Hal
tersebut yang membuat sedikit penduduk batavia yang bermigrasi ke kawasan luar
tembok kota batavia. Termasuk orang-orang mardjiker atau orang portugis hitam
tersebut.
tetapi
dalam kurun waktu tahun 1680 masehi keadaan luar tembok kota menjadi lebih aman
dari sebelumnya.
Hal
tersebut karena adanya perdamaian antara kompeni belanda dengan kesultanan
banten.
Setelah
tahun 1680 itu, orang portugis hitam banyak bermigrasi ke luar tembok kota.
Susan
blackburn dalam bukunya, migrasi orang portugis hitam tersebut kebanyakan ke
daerah timur luar tembok kota batavia.
Masyarakat
Jakarta tempo dulu sangat beragam. Mulai dari orang Eropa, Cina, Mardjiker,
orang pribumi, dsb. Itu menunjukan multikulturisme dan heterogenitas dari
segala budaya yang ada di Jakarta tempo dulu.
Bahkan
multikulturalisme itu menjadi ciri bagi masyarakat jakarta hingga saat ini.
Diambil
Dari :
Susan
Blackburn, sejarah Batavia 400 tahun
Gelman
Taylor, kehidupan sosial di Batavia
Betawi,
queen of the east, abah alwi shahab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar