Kamis, 01 Desember 2016

kisah pembangunan jalan raya pertama seantero jawa




    "anyer-panarukan"











Herman willem daendles, (lukisan raden Saleh)  tahun 1838 pencetus jalan raya pos pertama di pulau jawa















           





Sebelum abad 19, di pulau jawa belum terdapat jalan yang menghubungkan seluruh  pulau jawa.

 

 

 

karena tanah jawa terdapat beberapa kerajaan yang terpisah, seperti mataram, banten.

 

 

 

pulau jawa bukanlah bagian dari sebuah negara yang bersatu layaknya NKRI seperti zaman sekarang.

 

 

Karena itu di pulau jawa tempo dulu hanya ada jalan yang menghubungkan antar wilayah dan jalan desa-desa.

 

 

 

 

Pada era dahulu Menurut beberapa sumber perjalanan dari batavia menuju surabaya memerlukan waktu 14 hari jika musim kemarau.

 

 

 

Terlebih  jika musim hujan tiba, perjalanan yang menghubungkan 2 kota terbesar di pulau jawa tersebut mencapai 21 hari lamanya.

 

 

 

 

begitu juga dengan pengiriman pos memerlukan waktu lebih dari seminggu.

 

 

 

Hingga perjalanan dengan kapal laut dapat lebih sering dilakukan pada zaman itu.

 

 

 

 

Perjalanan dengan kapal laut lebih banyak dilakukan dari pada melewati hutan belantara atau menerobos kawasan pegunungan.   

 

 

 

Menurut beberapa sumber, perjalanan antara jakarta-surabaia pada masa silam memerlukan waktu 14 hari. Dengan melewati jalan yang menghubungkan desa-desa.

 

 

 

 Atau antara jakarta dengan wilayah surakarta-ngayogyakarta membutuhkan waktu paling cepat 8 hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembangunan jalan raya anyer panarukan

(Jalan raya pertama di pulau jawa)

 

 

 

 

 

 

Memasuki zaman penjajahan oleh pemerintahan belanda-perancis, tepatnya tahun 1808, mulai dicanangkan pembangunan jalan raya pos sepanjang 1000 kilometer panjangnya

 

 

 


Ketika gubernur jenderal herman willem daendles berkuasa, tahun 1808, Marschaalk herman willem daendles, sang jenderal guntur atau diktator bertangan besi memerintahkan pembangunan jalan pertama di seantero tanah jawa.

 

 

 

 

Jalan yang dikenal dengan nama Jalan Anyer-panarukan.

 

 

 

 

 

Pada Bulan mei 1808, Daendles menyuruh para bupati agar mengurusi pembangunan jalan dari buitenzorg (bogor) sampai cirebon.

 

 

 

 

Dua bulan berikutnya daendles memerintahkan lagi pada 38 bupati di semarang agar membangun jalan dari cirebon hingga surabaya dengan menghubungkan jalan desa-desa yang telah ada.

 

 

 

 

 

 Jalan Anyer-panarukan dibangun pada pertengahan bulan Mei tahun 1808 hingga pertengahan tahun 1809.

 

 

 

 

Pembangunan jalan ini dilakukan pada bulan mei tahun 1808.

 

 

 

 

Ketika Herman Willem Daendles memerintahkan para bupati agar membangun jalan dari buitegzorg (bogor) hingga cirebon.

 

 

 

kemudian pada bulan juli tahun 1808 Daendles menyuruh 38 bupati di semarang agar membangun jalan tersebut hingga ke surabaya.

 

 

 

 

 Pembangunan jalan itupun dimulai dan pada bulan Septembar 1808 pembangunan jalan telah sampai pemalang, batang, pekalongan.

 

 

 

 

Pembangunan jalan itu begitu cepat hingga pada bulan November hampir sampai ke Surabaya.

 

 

 

 

Akhir november 1809 Daendles melakukan inspeksi dan melihat jalan itu secara langsung.

 

 

 

 

Dan saat itu Daendles menyuruh agar pembangunan jalan diteruskan hingga Panarukan.

 

 

 

 

Panarukan dipilih karena kota tersebut merupakan kota penting sejak zaman dulu, terbukti dengan adanya tugu portugis dan benteng belanda di dekatnya.

 

 

 

 

 

 Selain itu keberadaan Panarukan sejak lama merupakan pelabuhan Majapahit yang penting selain ujung galuh.

 

 

 

 

 

Hal itu dikemukakan oleh Sejarahwan Asviwarman Adam tentang pentingnya Panarukan sejak zaman majapahit.

 

 

 

 

 pembangunan jalan raya pertama itu terjadi selama kurang lebih satu tahun. dimulai pada tahun pertengahan tahun 1808 hingga 1809.

 

 

 

 

 

 

dengan rute pembangunan jalan meliputi, anyer-batavia-bogor-megamendung-cisarua-cianjur-bandung-sumedang-cirebon-tegal-pekalongan-semarang-rembang-surabaia-panarukan.

 

 

 

 

kurang lebih 1000 kilometer panjangnya dari ujung banten, yakni kawasan anyer hingga panarukan.

 

 

 

 

daendles pada masa pemerintahannya berupaya memperbaiki tata administratif di jawa.

 

 

 

 

karena itulah ketika sampai di batavia ia segera menyusun rencana untuk membangun jalan raya pertama seantero jawa.

 

 

 

untuk kepentingan tersebut daendles melakukan pertemuan dengan bawahannya, termasuk para bupati pribumi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Kronologi pembangunan jalan raya anyer- panarukan :

 

 

 

 

 

 

 

 

1 januari 1807 -

 

 

daendles diangkat sebagai gubernur

 Jenderal oleh louis napoleon di

 Pulau jawa.

 

 

 

 

1 januari 1808  -     

 

 

gubernur jenderal HermanW. Daendles sampai di  pelabuhan kecil di Banten

 

 

 

 

5 Januari  1808     

 

 

Daendles sampai ke Batavia dari anyer menempuh jalan darat.

 

 

 

 

14 Januari         -   

 

 Daendles secara resmi dilantik

  Sebagai Gubernur

  Setelah menerima jabatan dari

   Gubernur Jenderal  sebelumnya

 

 

 

 

Mei 1808            -  

 

Daendlesmemerintahkanpara bupati      bawahannya   membangun jalan dari

 Bogor-cirebon

 

 

 

 

Juli 1808              -    

 

Daendles memerintahkan 38 bupati agar dibangun jalan dari cirebon-Surabaya

 

 

 

September 1808- 

 

pembangunan jalan telah sampai ke

batang, pekalongan, pemalang.

 

 

 

 

 

 

November  1808 -     

 

Pembangunan jalan hampir memasuki surabaya dan daendles Melakukan inspeksi untuk melihat  jalan secara  langsung.

 

 

 

 

 

 

Pertengahan Tahun 1809- 

 

 Pembangunan jalan telah

 Selesai  hingga   panarukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



patung daendles yang bersalaman dengan bupati sumedang di cadas pangeran









Meskipun tentang pembangunan jalan tersebut, terdapat perbedaan pandangan. Bahwa daendles tidak benar-benar membangun jalan Raya sepanjang 1000 kilometer tersebut.

 

 

Tetapi daendles membangun jalan tersebut bukan dari anyer, tetapi dari kawasan buitenzorg, atau bogor.

 

 

 

 

 

 Karena Menurut beberapa sumber jalan Raya yang membentang dari kawasan anyer- Batavia telah Ada sejak era kesultanan banten.

 

 

 

 

 

 

Pembangunan jalan pada era tersebut diurusi oleh bupati pribumi. Dimana bupati pribumi menjadi bawahan bagi orang-orang belanda.

 

 

 

 

 

Dan pada era tersebut, daendles sebagai gubernur jenderal memerintahkan para bupati agar mengerahkan tenaga rakyat dari desa-desa agar melakukan kerja paksa.

 

 

 

 

Pembangunan jalan tersebut menimbulkan korban jiwa bagi rakyat. Dengan adanya kerja paksa, ribuan orang tewas.

 

 

 

 

 

Seperti kejadian dimegamendung, kawasan puncak. Medan Pembuatan jalan yang menerobos kawasan serta adanya wabah penyakit dan kekurangan bahan makanan menimbulkan korban jiwa di kalangan penduduk.

 

 

 

 

 

 

 

 

ketika selesai dibangun pada tahun 1809, perjalanan dari jakarta-surabaya yang tadinya membutuhkan waktu 14 hari dapat dipangkas hingga kurang lebih 4 hari.

 

 

 

begitu pula pengiriman pos yang tadinya membutuhkan waktu kurang lebih seminggu dapat dipotong hingga kurang lebih 2-3 hari.

 

 

 

 

tetapi walaupun jalan tersebut telah dibuat, hanya pribumi kalangan tertentu saja yang boleh melewati jalan itu, yakni elit pribumi.

 

 

kalangan rakyat jelata tidak diizinkan melewati jalan tersebut. jadi selama berpuluh-puluh tahun, rakyat tidak diizinkan melewati jalan tersebut.

 

 

 

 

Pihak belanda merasa keberatan dengan adanya kendaraan milik pribumi yang melintas karena dapat membuat kerusakan bagi jalan tersebut.

 

 

 

hingga tahun 1857 pemerintah kolonial belanda mengizinkan diberlakukannya undang-undang yang mengizinkan golongan rakyat juga berhak melintas di atas jalan raya pos tersebut.

 

 

 

 

 

 

Sampai sekarang, sisa-sisa pembangunan jalan raya pertama seantero jawa tersebut masih simpang siur.

 

 

sisa-sisa pembangunan jalan raya yang dibangun daendles.

 

 

 

 

 

 Dimanakah letak sisa-sisa jalan yang dibangun pada tahun 1808-1809 masih menjadi problematika yang sulit dipecahkan.

 

 

 

 

 

tetapi eksistensi dari keberadaan jalan raya pertama di jawa tersebut masih ada. Jalan yang menembus kawasan megamendung di kawasan puncak adalah salah satu sisa-sisanya.

 

 

 

 

bahkan di kawasan bogor, jl. Jend. Ahmad yani yang disekelilingnya terdapat pohon -pohon besar juga adalah bukti nyata keberadaan jalan raya pertama.

 

 

 

 

selain itu jalan yang membentang dikawasan cadas pangeran di sekitar sumendang juga menjadi saksi bisu dari pembangunan jalan raya anyer panarukan.

 

 

 

 

meskipun begitu ada sejarahwan yang tidak nenyetujui pendapat diatas. Karena sebelum era kolonialisme, jalan yang menghubungkan kawasan banten hingga batavia sudah terdapat sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

diambil dari   :

 

 

 

buku ekspedisi anyer-panarukan, penerbit kompas

 

 

sejarah indonesia, H.M vlakke 

 

 

 

sejarah indonesia, PT. karunika Jaya 

 

 





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar