Jakarta Masa lampau, Graff der Hollander
Jakarta tempo dulu atau yang bernama Batavia memang memiliki
segudang cerita. mulai dari kisah keindahannya sehingga dijuluki "Ratu
dari Timur".
Keberadaan kota batavia telah muncul sejak tahun 1619, hingga pada
masa sekarang menjelma menjadi kota jakarta.
Selain itu kota Jakarta Tempo dulu juga disebut "Graff
der Hollander" karena banyak orang belanda yang tewas dikota, akibat
wabah penyakit seperti kolera dan disentri.
Jakarta tempo dulu memiliki nama resmi dan dikenal dengan stad
Batavia yang mulai dicanangkan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1621.
Batavia atau Jakarta tempo dulu juga dijuluki Graff der Hollander
yang berarti "kuburan" bagi orang-orang belanda.
Selain memiliki keindahannya, sehingga dijuluki Ratu dari
Timur" , kota ini juga menyimpan sisi kelam karena banyaknya orang-orang
belanda yang tewas di Batavia.
------Keadaan kota batavia atau jakarta zaman dahulu----
Selama kurun waktu abad 18, keadaan di kota batavia mulai berubah.
Hal tersebut karena keadaan kota batavia yang mulai penuh sesak dengan penduduk
karena jumlah penduduk makin meningkat pada abad ke 18.
selain itu karena sistem sanitasi yang tidak bersih menyebabkan
kota batavia tidak seperti abad-abad sebelumnya.
Hal tersebut dikatakan oleh gelman taylor dalam buku
kehidupan sosial di batavia, bahwa banyak timbul korban jiwa akibat perbedaan
iklim di eropa dan iklim tropis di batavia yang kurang cocok bagi orang-orang
belanda serta wabah penyakit.
Hal serupa juga dikabarkan dalam buku "jakarta 400
tahun" jika akibat wabah penyakit menyebabkan tewasnya warga kota batavia
dari kalangan belanda dan eropa.
----batavia, graff der holander---
Dijuluki Kuburan bagi orang-orang belanda, kita bisa mengetahui
dari kisah-kisah yang ditulis oleh "de Graaf".
De graff, seorang ahli bedah, ia pernah mengunjungi batavia dari
eropa dan banyak menuliskan catatan perjalanannya tentang banyaknya kematian
dari orang-orang belanda dan eropa.
seorang ahli bedah yang bernama de graaf pernah mengunjungi
Batavia dari belanda. ia bersama dengan kurang lebih 300 orang berangkat dengan
menggunakan kapal besar ke batavia.
pada masa itu belum ada terusan suez sehingga perjalanan kapal
laut membutuhkan waktu sedikitnya 6 bulan berada diatas kapal laut.
Saat itu perjalanan kapal harus melewati perairan afrika. Mulai
perairan afrika barat, perairan afrika selatan hingga tanjung harapan dan
melewati perairan afrika timur lalu menuju ke india.
tampaknya rute laut tersebut telah lama digunakan oleh orang-orang
eropa untuk sampai ke india.
Penemuan jalur laut itu terjadi sekitar abad ke akhit abad
ke 15 oleh vasco da gama.
Lebih lanjut menurut de graff, Dalam perjalanan laut tersebut,
penumpang kapal terserang wabah penyakit.
Hingga terjadi korban tewas diatas kapal. Dari 300 penumpang
diatas kapal, korban tewas hingga mencapai 85 orang.
belum lagi sebagian penumpang diatas kapal mengalami kegilaan atau
ganguan jiwa. Hal tersebut karena lamanya perjalanan kapal yang membutuhkan
waktu menyebabkan beberapa penumpang kehilangan kewarasannya. sebagian penumpang yang gila tersebut harus diikat di tempat
tidur.
Tujuannya adalah untuk tidak menganggu penumpang lainnya yang
masih waras.
Ketika kapal telah sampai dibatavia, tidak jarang dari
penumpang kapal tersebut yang tewas setelah berhari-hari berada di batavia.
Faktor iklim adalah salah satunya. Iklim Tropis ternyata tidak
cocok bagi orang-orang belanda sehingga ketika menjejakkan kaki beberapa bulan
di kota ini, orang-orang belanda pun meregang nyawa.
----wabah penyakit kolera, disentri----
Selain dari ketidakcocokan iklim juga faktor yang lain adalah
wabah penyakit.
banyak orang-orang belanda yang tewas akibat wabah penyakit
seperti kolera dan disentri, seperti istri dari Gubernur Jenderal J.P Coen.
Wabah penyakit yang melanda batavia pada sekitar abad 18
menyebabkan banyak warga batavia yang berasal dari kalangan Eropa tewas.
Seperti yang dikatakan oleh Gelman Taylor, kadangkala ada
orang-orang belanda yang tewas secara mendadak dan misterius,.
padahal beberapa jam sebelumnya mereka menghadiri makan malam
bersama keluarganya, tetapi pada pagi harinya mendadak tewas ditemukan di
kamarnya.
bukan hanya dijakarta atau batavia, nampaknya seluruh wilayah di
hindia belanda atau nusantara juga menyebabkan orang-orang belanda dan inggris
tewas karena wabah penyakit.
Dibeberapa sumber juga disebutkan jika orang-orang eropa di
batavia berbeda dengan orang-orang tionghoa.
Adanya pengobatan dan ramuan ala cina membuat warga tionghoa di
batavia lebih kebal menghadapi penyakit.
Jakarta tempo dulu atau yang bernama Batavia memang memiliki
segudang cerita. mulai dari kisah keindahannya sehingga dijuluki "Ratu
dari Timur".
Keberadaan kota batavia telah muncul sejak tahun 1619, hingga pada
masa sekarang menjelma menjadi kota jakarta.
Selain itu kota Jakarta Tempo dulu juga disebut "Graff
der Hollander" karena banyak orang belanda yang tewas dikota, akibat
wabah penyakit seperti kolera dan disentri.
Jakarta tempo dulu memiliki nama resmi dan dikenal dengan stad
Batavia yang mulai dicanangkan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1621.
Batavia atau Jakarta tempo dulu juga dijuluki Graff der Hollander
yang berarti "kuburan" bagi orang-orang belanda.
Selain memiliki keindahannya, sehingga dijuluki Ratu dari
Timur" , kota ini juga menyimpan sisi kelam karena banyaknya orang-orang
belanda yang tewas di Batavia.
------Keadaan kota batavia atau jakarta zaman dahulu----
Selama kurun waktu abad 18, keadaan di kota batavia mulai berubah.
Hal tersebut karena keadaan kota batavia yang mulai penuh sesak dengan penduduk
karena jumlah penduduk makin meningkat pada abad ke 18.
selain itu karena sistem sanitasi yang tidak bersih menyebabkan
kota batavia tidak seperti abad-abad sebelumnya.
Hal tersebut dikatakan oleh gelman taylor dalam buku
kehidupan sosial di batavia, bahwa banyak timbul korban jiwa akibat perbedaan
iklim di eropa dan iklim tropis di batavia yang kurang cocok bagi orang-orang
belanda serta wabah penyakit.
Hal serupa juga dikabarkan dalam buku "jakarta 400
tahun" jika akibat wabah penyakit menyebabkan tewasnya warga kota batavia
dari kalangan belanda dan eropa.
----batavia, graff der holander---
Dijuluki Kuburan bagi orang-orang belanda, kita bisa mengetahui
dari kisah-kisah yang ditulis oleh "de Graaf".
De graff, seorang ahli bedah, ia pernah mengunjungi batavia dari
eropa dan banyak menuliskan catatan perjalanannya tentang banyaknya kematian
dari orang-orang belanda dan eropa.
seorang ahli bedah yang bernama de graaf pernah mengunjungi
Batavia dari belanda. ia bersama dengan kurang lebih 300 orang berangkat dengan
menggunakan kapal besar ke batavia.
pada masa itu belum ada terusan suez sehingga perjalanan kapal
laut membutuhkan waktu sedikitnya 6 bulan berada diatas kapal laut.
Saat itu perjalanan kapal harus melewati perairan afrika. Mulai
perairan afrika barat, perairan afrika selatan hingga tanjung harapan dan
melewati perairan afrika timur lalu menuju ke india.
tampaknya rute laut tersebut telah lama digunakan oleh orang-orang
eropa untuk sampai ke india.
Penemuan jalur laut itu terjadi sekitar abad ke akhit abad
ke 15 oleh vasco da gama.
Lebih lanjut menurut de graff, Dalam perjalanan laut tersebut,
penumpang kapal terserang wabah penyakit.
Hingga terjadi korban tewas diatas kapal. Dari 300 penumpang
diatas kapal, korban tewas hingga mencapai 85 orang.
belum lagi sebagian penumpang diatas kapal mengalami kegilaan atau
ganguan jiwa. Hal tersebut karena lamanya perjalanan kapal yang membutuhkan
waktu menyebabkan beberapa penumpang kehilangan kewarasannya. sebagian penumpang yang gila tersebut harus diikat di tempat
tidur.
Tujuannya adalah untuk tidak menganggu penumpang lainnya yang
masih waras.
Ketika kapal telah sampai dibatavia, tidak jarang dari
penumpang kapal tersebut yang tewas setelah berhari-hari berada di batavia.
Faktor iklim adalah salah satunya. Iklim Tropis ternyata tidak
cocok bagi orang-orang belanda sehingga ketika menjejakkan kaki beberapa bulan
di kota ini, orang-orang belanda pun meregang nyawa.
----wabah penyakit kolera, disentri----
Selain dari ketidakcocokan iklim juga faktor yang lain adalah
wabah penyakit.
banyak orang-orang belanda yang tewas akibat wabah penyakit
seperti kolera dan disentri, seperti istri dari Gubernur Jenderal J.P Coen.
Wabah penyakit yang melanda batavia pada sekitar abad 18
menyebabkan banyak warga batavia yang berasal dari kalangan Eropa tewas.
Seperti yang dikatakan oleh Gelman Taylor, kadangkala ada
orang-orang belanda yang tewas secara mendadak dan misterius,.
padahal beberapa jam sebelumnya mereka menghadiri makan malam
bersama keluarganya, tetapi pada pagi harinya mendadak tewas ditemukan di
kamarnya.
bukan hanya dijakarta atau batavia, nampaknya seluruh wilayah di
hindia belanda atau nusantara juga menyebabkan orang-orang belanda dan inggris
tewas karena wabah penyakit.
Dibeberapa sumber juga disebutkan jika orang-orang eropa di
batavia berbeda dengan orang-orang tionghoa.
Adanya pengobatan dan ramuan ala cina membuat warga tionghoa di
batavia lebih kebal menghadapi penyakit.
J.P Coen, pendiri kota batavia |
----kisah kapten cook---
Kisah lain seperti cerita dari kapten cook. Sekitar akhir abad ke
18, kapten cook dan awak kapalnya pada saat itu berkunjung ke batavia.
pada masa itu batavia adalah kota pelabuhan transit bagi
kapal-kapal.
pelaut biasa singgah di kota batavia untuk mengambil.perbekalan
dan sarana logistik dari kota batavia.
Hal itu menjadi lumrah karena butuh waktu berbulan-bulan
lamanya dalam perjalanan laut. sebuah pemandangan yang biasa saat itu, kapal
dari keluar masuk kota batavia
kapten cook dan awak kapalnya singgah di batavia pada bulan
oktober. Dan saat itu keadaan awak kapal masih sehat dan belum ada tanda-tanda
terkena penyakit.
Tetapi memasuki bulan desember secara mendadak awak kapal tersebut
terkena penyakit, penyakit tersebut juga menyebabkan banyak awak kapal yang
meregang nyawa.
padahal ketika beberapa bulan sebelumnya awak kapal masih segar
bugar dan belum ada tanda-tanda terkena penyakit. Terapi setelah beberapa bulan
lamanya singgah di batavia, awak kapal mendadak tewas.
mungkin masih banyak kisah lainnya, kenapa kota jakarta pada era
lampau disebut sebagai "graff der holander".
Kisah yang dituturkan oleh de graff mungkin hanya sekelumit kisah
dari maraknya cerita di kota ini.
Museum fatahillah, bekas bangunan balaikota belanda |
-----pemindahan
pusat pemerintahan ke kawasan weltevreden----
Hingga
pada abad ke 19, pemerintahan beralih ke belanda- perancis. Dimana herman
willem daendles gubernur bawahan napoleon bonaparte mulai berkuasa di tanah
jawa.
keadaan
dalam kota batavia (jakarta masa lampau) membuat sang gubernur jenderal
tersadar.
Keadaan
kota yang terlalu banyak jumlah pendduduknya, penuh sesak menyebabkan gubernur
jenderal besutan belanda perancis tersebut memindahkan pusat pemerintahan.
pada
akhirnya pada abad ke 19, Gubernur Jenderal Herman willem Daendles (1808-1811)
menganggap kawasan Old Batavia, kota tua terlalu penuh dengan penduduk dan
memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan Weltervreden.
Gubernur
jenderal herman willem daendles juga berupaya memindahkan penduduk dari kawasan
oud batavia menuju kawasan yang lebih selatan, yakni weltevreden. walaupun
proses pemindahan itu secara berangsur-angsur.
Weltervreden
merupakan sebuah kawasan di selatan Oud batavia atau kota tua . Weltervreden
adalah kawasan sekitar monas, lapangan banteng atau Menteng.
Weltevreden
berarti " dalam keadaan tenang Dan nyaman", sebuah kawasan di selatan
oud Batavia atau Kota tua. Yakni kawasan yang bertanah datar Dan dikelilingi
Rawa-rawa.
Pusat
pemerintahan yang tadinya berada di kawasan Kota tua (oud Batavia) dipindahkan
ke kawasan yang lebih selatan, yakni sekitar Monas, menteng.
sebuah
survey yang dilakukan pada tahun 1900 menunjukan penduduk batavia hanya kurang
lebih 116.000 orang, sedangkan Surabaya berpenduduk lebih banyak yaitu 147.000.
mengenai
jumlah penduduk batavia yang berjumlah lebih sedikit karena angka kematian atau
mortalitas yang lebih tinggi dari pada di kota-kota lainnya di pulau
Jawa.
Wabah
penyakit, kehidupan yang tidak sehat dijalani oleh warga kota sehingga
menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi dari pada kota-kota lainnya.
Jadi
Kota jakarta tempo dulu selain dikenal sebagai Ratu dari Timur , sebuah kota
yang memiliki segala macam keindahannya, ternyata juga yang menyimpan sisi
hitam serta sejarah kelam bagi orang-orang belanda.
Diambil
dari :
Jakarta
400 tahun, Susan Blackburn
Kehidupan
sosial di Batavia, gelman Taylor
Sejarah
Indonesia. B.H.M vlacke
Betawi,
queen of the east. Alwi Shahab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar