Selasa, 10 Januari 2017

Souw beng kong, kapitan cina di batavia













 

 

 

 

 

 

Sejak awal pemerintahan VOC, dibawah gubernur jenderal pieter both. Pihak belanda melakukan kerjasama dengan banten, seperti pembelian lada yang merupakan komoditas terkenal dalam perdagangan. Pieter both mengutus bawahannya, J.P Coen yang posisinya belum sebagai gubernur jenderal.

 

 

 

mengurusi pembelian lada

 

 

 

Di banten sendiri, orang-orang tionghoa telah bercokol disana. Terdapat sebuah nama, souw bing kong,  yang sangat dihormati.

 

 

 

 

Ia merupakan pengusaha cina dan tokoh yang memiliki perkebunan lada yang luas. Dari sinilah bermula pertemuan antara orang-orang belanda dan orang-orang cina.

 

Ketika belanda menaklukan kota jayakarta dan mengantinya dengan nama batavia tahun 1619, awalnya pihak belanda mengalami penolakan dari orang-orang tionghoa dibatavia. Banyak pedagang tionghoa yang menolak berhubungan dagang dengan belanda.

 




J.P Coen sendiri yang telah memiliki hubungan yang baik dengan souw beng kong, mempergunakan tangan souw beng kong untuk mengajak dan mempengaruhi orang cina di batavia.

 

 

 

 

Gubernur jenderal keenam dari kongsi dagang belanda tersebut menjadikan souw beng kong sebagai mediasi agar terjalin perdamaian dan persahabatan dengan orang-orang tionghoa.

 

 

 

 

Bahkan pada oktober tahun 1619, Souw beng kong diangkat sebagai kapiten cina (kaptein) pertama di batavia. Souw beng kong ditugaskan untuk menganyomi komunitas tionghoa pertama di batavia yang berjumlah kurang lebih 400 orang.

 

 

 

 

 

Kongkoan, perkumpulan orang-orang cina

 

 

Selain itu souw beng kong juga menjadi ketua kongkoan, atau dewan tionghoa di batavia. Hal-hal yang berkaitan dengan upacara pemakaman, tempat pemakaman bagi orang tionghoa yang meninggal dunia diurusi oleh kongkoan cina tersebut.

 

 

 

 selain itu kongkoan juga mengurusi masalah kependudukan seperti sensus. Dan mengayomi segala keperluan bagi komunitas cina di batavia.

 

Ketika menjadi kapitan, dirinya tidak digaji oleh kongsi dagang belanda tersebut. Tetapi ia berhak mendapatkan 20 persen bea cukai pajak rumah-rumah perjudian milik orang cina di batavia.

 

 

 



Dekat dengan Gubernur Jenderal J.P Coen 




Pada masa itu perjudian diantara orang cina memang marak, terdapat banyak rumah yang dijadikan arena perjudian yang disebut pachter.

 

J.p coen sering bertemu dengan kapiten cina tersebut, ia kadang minum teh bersama dengan souw beng kong sambil dikawal prajurit muskeeter dan pengawal.

 

Ketika batavia diserang mataram tahun 1628 hingga 1629, J.P Coen berupaya mempengaruhi kapiten cina tersebut agar melibatkan orang-orang tionghoa dalam perang melawan mataram. Tetapi kapiten cina tersebut bersikap netral.

 

 

 

 Ia menganggap bahwa orang-orang tionghoa hanya ingin berdagang dan tidak ingin mengurusi hal-hal yang bersifat politik dan militer.

 

Setelah terjadinya perang dengan mataram hubungan antara sang kapiten dan belanda menjadi renggang.

 

 

 

 

 

Saat itulah ia ingin kembali ke tiongkok dan setelah meminta izin berkali-kali dari pihak belanda, sang kapiten kembali ke tionghoa.

 



meskipun awal mulanya pihak VOC tidak mengizinkan kapiten cina untuk pulang ke negerinya tetapi karena terus didesak, pihak VOC mengizinkan agar kapiten cina untuk kembali ke cina daratan.

 

Tetapi ketika baru sampai di formossa , taiwan,  ada laporan bahwa pemerintahan cina tidak menerima kembali bagi mereka yang telah berkerja sama dengan VOC, tidak diizinkan kembali ke cina.

 

Maka dengan menumpang kapal belanda, sang kapiten kembali ke batavia. Pada tahun 1636, kedudukannya sebagai kapiten, digantikan oleh lik lim. Hingga ia wafat tahun 1644 dan dimakamkan di batavia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar