Sejak
awal pemerintahan VOC, dibawah gubernur jenderal pieter both. Pihak belanda
melakukan kerjasama dengan banten, seperti pembelian lada yang merupakan
komoditas terkenal dalam perdagangan. Pieter both mengutus bawahannya, J.P Coen
yang posisinya belum sebagai gubernur jenderal.
mengurusi pembelian lada
Di
banten sendiri, orang-orang tionghoa telah bercokol disana. Terdapat sebuah
nama, souw bing kong, yang sangat
dihormati.
Ia
merupakan pengusaha cina dan tokoh yang memiliki perkebunan lada yang luas.
Dari sinilah bermula pertemuan antara orang-orang belanda dan orang-orang cina.
Ketika
belanda menaklukan kota jayakarta dan mengantinya dengan nama batavia tahun
1619, awalnya pihak belanda mengalami penolakan dari orang-orang tionghoa
dibatavia. Banyak pedagang tionghoa yang menolak berhubungan dagang dengan
belanda.
J.P
Coen sendiri yang telah memiliki hubungan yang baik dengan souw beng kong,
mempergunakan tangan souw beng kong untuk mengajak dan mempengaruhi orang cina
di batavia.
Gubernur
jenderal keenam dari kongsi dagang belanda tersebut menjadikan souw beng kong
sebagai mediasi agar terjalin perdamaian dan persahabatan dengan orang-orang
tionghoa.
Bahkan
pada oktober tahun 1619, Souw beng kong diangkat sebagai kapiten cina (kaptein)
pertama di batavia. Souw beng kong ditugaskan untuk menganyomi komunitas
tionghoa pertama di batavia yang berjumlah kurang lebih 400 orang.
Kongkoan, perkumpulan
orang-orang cina
Selain
itu souw beng kong juga menjadi ketua kongkoan, atau dewan tionghoa di batavia.
Hal-hal yang berkaitan dengan upacara pemakaman, tempat pemakaman bagi orang
tionghoa yang meninggal dunia diurusi oleh kongkoan cina tersebut.
selain itu kongkoan juga mengurusi masalah
kependudukan seperti sensus. Dan mengayomi segala keperluan bagi komunitas cina
di batavia.
Ketika
menjadi kapitan, dirinya tidak digaji oleh kongsi dagang belanda tersebut.
Tetapi ia berhak mendapatkan 20 persen bea cukai pajak rumah-rumah perjudian
milik orang cina di batavia.
Dekat dengan Gubernur Jenderal J.P Coen
Pada masa itu perjudian diantara orang cina memang marak, terdapat banyak rumah yang dijadikan arena perjudian yang disebut pachter.
J.p
coen sering bertemu dengan kapiten cina tersebut, ia kadang minum teh bersama
dengan souw beng kong sambil dikawal prajurit muskeeter dan pengawal.
Ketika
batavia diserang mataram tahun 1628 hingga 1629, J.P Coen berupaya mempengaruhi
kapiten cina tersebut agar melibatkan orang-orang tionghoa dalam perang melawan
mataram. Tetapi kapiten cina tersebut bersikap netral.
Ia menganggap bahwa orang-orang tionghoa hanya
ingin berdagang dan tidak ingin mengurusi hal-hal yang bersifat politik dan
militer.
Setelah
terjadinya perang dengan mataram hubungan antara sang kapiten dan belanda
menjadi renggang.
Saat
itulah ia ingin kembali ke tiongkok dan setelah meminta izin berkali-kali dari
pihak belanda, sang kapiten kembali ke tionghoa.
meskipun
awal mulanya pihak VOC tidak mengizinkan kapiten cina untuk pulang ke negerinya
tetapi karena terus didesak, pihak VOC mengizinkan agar kapiten cina untuk
kembali ke cina daratan.
Tetapi
ketika baru sampai di formossa , taiwan,
ada laporan bahwa pemerintahan cina tidak menerima kembali bagi mereka
yang telah berkerja sama dengan VOC, tidak diizinkan kembali ke cina.
Maka
dengan menumpang kapal belanda, sang kapiten kembali ke batavia. Pada tahun
1636, kedudukannya sebagai kapiten, digantikan oleh lik lim. Hingga ia wafat tahun
1644 dan dimakamkan di batavia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar