Selasa, 27 Desember 2016

Kisah pembangunan jalan raya pertama seantero jawa

Kisah pembangunan jalan raya pertama seantero jawa


Sebelum abad 19, di pulau jawa belum terdapat jalan yang menghubungkan seantero pulau jawa. karena tanah jawa terdapat beberapa kerajaan yang terpisah, seperti mataram, banten. pulau jawa bukanlah bagian dari sebuah negara yang bersatu layaknya NKRI seperti zaman sekarang.

Karena itu di pulau jawa tempo dulu hanya ada jalan yang menghubungkan antar wilayah dan jalan desa-desa. Menurut beberapa sumber perjalanan dari batavia menuju surabaya memerlukan waktu 14 hari jika musim kemarau. Terlebih  jika musim hujan tiba, perjalanan yang menghubungkan 2 kota terbesar di pulau jawa mencapai 21 hari lamanya. begitu juga dengan pengiriman pos memerlukan waktu lebih dari seminggu. Hingga perjalanan dengan kapal laut dapat lebih sering dilakukan pada zaman itu.

Hingga Ketika gubernur jenderal herman willem daendles berkuasa, tahun 1808, Marschaalk herman willem daendles, sang jenderal guntur atau diktator bertangan besi memerintahkan pembangunan jalan pertama di seantero tanah jawa. Jalan yang dikenal dengan nama Jalan Anyer-panarukan.

Pada Bulan mei 1808, Daendles menyuruh para bupati agar mengurusi pembangunan jalan dari buitenzorg (bogor) sampai cirebon.

Dua bulan berikutnya daendles memerintahkan lagi pada 38 bupati di semarang agar membangun jalan dari cirebon hingga surabaya dengan menghubungkan jalan desa-desa yang telah ada.

Pemsbangunan jalan itu begitu cepat, hingga bulan september 1808 prosesnya telah sampai ke batang, pemalang hingga pekalongan.

Hingga akhir november 1808, pembangunan jalan hampir sampai ke surabaya. daendles sempat melakukan inspeksi dengan melihat jalan secara langsung  dan memerintahkan agar pembangunan jalan diteruskan hingga panarukan.

Proses Pembangunan jalan memakan korban bagi para pekerja pribumi. seperti yang terjadi di daerah megamendung. medan jalan yang terjal, pembangunan jalan yang sukar menembus hutan belantara serta wabah penyakit yang membuat beratus-ratus pekerja jalan  tewas di kawasan tersebut.

Begitu juga di daerah sumedang, tewasnya banyak pekerja rodi yang menyebabkan bupati sumedang marah besar pada daendles.

Sampai sekarang keberadaan jalan asli dari jalan anyer-panarukan masih sulit dikenali. Karena hingga masa berikutnya dibangun jalan lain, Sehingga  sukar disinyalir tentang  keberadaan jalan anyer-panarukan . kecuali dibeberapa kawasan, seperti jalan Ahmad yani di kota Bogor yang terdapat pohon-pohon besar di sebelah kanan-kirinya disinyalir sebagai jejak asli dari keberadaan jalan raya pos pertama seantero jawa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar