Herman Willem daendles bawahan Louis napoleon dan Napoleon Bonaparte sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Jawa 1808-1811.
Herman
willem daendles merupakan gubernur Jenderal Belanda-prancis yang berkuasa
antara tahun 1808-1811. pemerintahannya dikenal sebagai pemerintahan
"tangan besi" karena pemerintahannya yang bersifat diktator.
Ia
juga dikenal sebagai jenderal Guntur, karena pemerintahannya yang keras dan
dikenal kebal hukum.
Berbagai
pelanggaran dilakukan, tetapi hukum tidak dapat menyentuhnya sekalipun.
Ia
diangkat oleh louis napoleon sebagai gubernur jenderal di jawa, yang merupakan
saudara napoleon Bonaparte saat itu.
Dikalangan
masyarakat Jawa dan sunda ada panggilan yang cukup unik, sang Gubernur Jenderal dipanggil dengan
sebutan "mas galak".
Ia
bergelar "Marschaalk" Herman willem Daendles. barangkali karena orang
sunda dan jawa tidak bisa menyebutkan kata "Marschaalk" karena ejaan
asing, jadi oleh sebagian masyarakat jawa dan sunda kata itu berubah menjadi
"mas galak".
Ya,
nama yang sesuai dengan sifat dan karakter dari sang Jenderal Guntur sendiri.
berbagai pelanggaran dilakukan, sang gubernur jenderal terlalu susah untuk
disentuh hukum.
Pembangunan
Jalan raya di sepanjang pulau jawa yang terbentang diantara anyer hingga
panarukan menjadi saksi bisu tewasnya ribuan rakyat pribumi.
Berbagai
kebencian muncul dari kalangan elite pribumi Di pulau Jawa.
seperti
bupati sumedang yang berjabat tangan dengannya sambil memegang keris.
bupati
sumedang keburu sakit hati dengan banyaknya rakyatnya yang tewas akibat proyek
pembangunan jalan gubernur jenderal.
Ia
juga dibenci bawahannya, dianggap kebal hukum dan banyak misi yang ditumpukan
padanya, tetapi gubernur jenderal daendles banyak melakukan pelanggaran,
Seperti pelanggaran penjualan tanah di bogor.
yang menurut kabar hasil penjualan tanah malah
diambil untuk kas pribadi, bukan untuk kas pemerintah.
berbagai
pelanggaran dilakukan oleh "mas galak" hingga ia harus dipanggil
pulang ke eropa oleh atasannya.
Ia
diutus sebagai gubernur jenderal di pulau jawa dengan "misi khusus",
tetapi Pemerintahan selama 3 Tahun malah beesanding terbalik dengan Kebijakan
yg di jalankannya.
Hingga
Pada tahun 1811 Posisinya digantikan oleh willem jansses, seorang gubernur
jenderal dari cape, afrika selatan.
Tetapi
dibalik sifat dan karakternya diktator dan keras, ia memiliki keberanian bagai
prajurit dan jenderal seperti yang dibuktikan dalam medan
pertempuran-pertempuran di Eropa setelah ia di panggil kembali ke benua biru
sebagai bawahan penguasa Eropa Napoleon Bonaparte.
Napoleon
Bonaparte berusaha menghilangkan sistem Monarki di Eropa melalui cara-cara
militeristik.
Daendles
merupakan orang belanda tetapi sangat mendukung semangat Revolusi Perancis.
Tapi
sayang, misi yang diserahkan kepadanya, yakni 37 pasal dari louis napoleon
tersebut tidak bisa dilaksanakan secara baik oleh sang gubernur jenderal yang
bertugas di jawa.
malah
pemerintahan daendles jauh dari kesan semangat revolusi perancis. Ia sering
terkena kasus, dibenci oleh bawahannya serta membuat orang-orang pribumi di
jawa tambah menderita pada era kekuasaanya.
Contoh kongkritnya, bagaimana ia memperluas
penyerahan wajib di daerah-daerah, tetutama penyerahan wajib kopi di daerah
jawa barat dan jawa tengah.
pemerintahan
Herman willem Daendles tidak selayaknya semboyan Revolusi Perancis, jauh dari
kesan Liberte,Egalite dan Fraternite.
Hal tersebut dikarenakan Banyak pelanggaran
yang dilakukan sang Gubernur Jenderal seperti perluasan penyerahan wajib di
daerah priangan,
penjualan-penjualan
tanah pada pihak swasta asing serta pembangunan jalan raya Anyer Panarukan yang
banyak memakan korban dari penduduk pribumi di Jawa .
Hingga
tahun 1811, pada akhirnya ia dipanggil kembali ke eropa oleh napoleon dan
posisinya sebagai gubernur jenderal di jawa digantikan olehgubernur jenderal
willem Jansess tahun 1811.
Dinasti
Napoleon di tanah jawa tidak berlangsung lama karena tahun 1810, inggris
mempersiapkan invasinya ke pulau jawa.
Melalui
tangan dari petinggi East Indian company di India yang bernama Lord minto.
Tentara
inggris bergerak ke pulau jawa Dan mendarat di beberapa puluh kilometer dari
cilincing.
Hingga
akhirnya Melalui pertempuran kurang lebih 1,5 bulan, kekuasaan Napoleon di
tanah jawa tumbang karena Willem jansses, pemerintahan belanda perancis di
pulau jawa terpaksa menyerah pada 18 September 1811.
Kronologis
pengangkatan daendles
1
Januari 1807 :
Daendles
diangkat sebagai gubernur jenderal oleh Louis Napoleon (saudara Napoleon
Bonaparte) sebagai penguasa di pulau jawa.
Dalam
Hal ini daendles menerima 37 pasal yang diemban ketika menjabat sebagai
gubernur jenderal di jawa.
Tanggal
1 Januari 1808 .:
Setahun
berikutnya, daendles telah sampai di pelabuhan kecil di banten setelah menempuh
pelayaran selama beberapa bulan lamanya.
Perjalanannya
laut daendles untuk sampai di nusantara Penuh kesukaran karena kapalnya
terserang badai bahkan sempat dibajak.
Tanggal
5 Januari 1808 :
Daendles
sampai di batavia, Jakarta setelah mengadakan perjalanannya kurang lebih
beberapa Hari dari banten Melalui perjalanan darat.
Tanggal
14 Januari 1808 :
Daendles
menjadi penguasa resmi pulau jawa, setelah ia menerima penyerahan Secara resmi
kekuasaan dari gubernur jenderal sebelumnya, henricus wiese.
Zaman
penjajahan di tanah jawa
1619-1799
---dibawah VOC,
Kongsi dagang hindia
timur
1808-1811--dibawah
pendudukan
belanda-prancis
1811-1816--dibawah
inggris
1816-1945-dibawah
kolonial belanda
Memasuki
zaman penjajahan oleh pemerintahan belanda-perancis, tepatnya tahun 1808, mulai
dicanangkan pembangunan jalan raya pos sepanjang 1000 kilometer panjangnya
Ketika
gubernur jenderal herman willem daendles berkuasa, tahun 1808, Marschaalk
herman willem daendles, sang jenderal guntur atau diktator bertangan besi
memerintahkan pembangunan jalan pertama di seantero tanah jawa. Jalan yang
dikenal dengan nama Jalan Anyer-panarukan.
Pada
Bulan mei 1808, Daendles menyuruh para bupati agar mengurusi pembangunan jalan
dari buitenzorg (bogor) sampai cirebon.
Dua
bulan berikutnya daendles memerintahkan lagi pada 38 bupati di semarang agar
membangun jalan dari cirebon hingga surabaya dengan menghubungkan jalan
desa-desa yang telah ada.
Jalan Anyer-panarukan dibangun pada
pertengahan bulan Mei tahun 1808 hingga pertengahan tahun 1809. Pembangunan
jalan ini dilakukan pada bulan mei tahun 1808.
Ketika
Herman Willem Daendles memerintahkan para bupati agar membangun jalan dari
buitegzorg (bogor) hingga cirebon.
kemudian
pada bulan juli tahun 1808 Daendles menyuruh 38 bupati di semarang agar
membangun jalan tersebut hingga ke surabaya.
Pembangunan
jalan itupun dimulai dan pada bulan Septembar 1808 pembangunan jalan telah
sampai pemalang, batang, pekalongan.
Pemerintahan
gubernur jenderal daendles seperti panggilannya, mas galak, sifat keras, banyak
melakukan pelanggaran Dan dibenci oleh bawahannya sekalipun.
Hingga
tahun 1811, menjadi Akhir Dari pemerintahannya, dimana ia dipulangkan Dan
menjadi Salah satu resimen dalam militer Napoleon Bonaparte di Eropa.
Posisinya
digantikan oleh Willem jansses tahun 1811. Tetapi banyak yang menilai, sosok
Willem jansess tidak sekuat daendles.
Karena
jansess sebelum menjadi gubernur jenderal di tanah jawa pernah disingkirkan
oleh inggris dalam Perang di cape, afrika.
Ada
beberapa penulis yang yakin bahwa "mas galak" tidak bisa dibandingkan
dengan penerusnya di jawa, gubernur jendral willem jansses yang lemah, yang
tentaranya diluluhlantahkan oleh tentara inggris di tuntang, dekat semarang
setelah pertempuran 40 hari.
Seperti
dalam buku "prancis kecil di pulau jawa", penulis buku tersebut
merasa yakin jika tentara inggris berhadapan dengan gubernur jenderal "mas
galak" tentara bawahan Napoleon di pulau jawa akan memperoleh kemenangan.
Tetapi
karena inggris berhadapan dengan pengganti Dari daendles, yakni gubernur
jenderal jansess, inggris mendapatkan kemenangan dengan mudah.
Ya,
gubernur jenderal "mas galak" memang sesuai dengan julukan yang
diembannya, sesuai dengan sifat dan tipikal dari sosok gubernur
jenderal "diktator" tersebut.
*diambil
dari berbagai sumber
Buku
ekspedisi anyer-panarukan, penerbit kompas
Buku
sejarah Indonesia, H.M Vlackke
Buku
sejarah Indonesia, universitas terbuka
Buku
prancis kecil di pulau jawa
Sejarah
Nasional Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar