Kamis, 03 Agustus 2017

Museum Fatahillah, jejak peninggalan balaikota belanda di kota tua jakarta










museum fatahillah, bekas bangunan balaikota belanda










Pernahkah anda ke kawasan kota tua? Mungkin bangunan museum sejarah jakarta adalah hal yang tidak asing lagi karena banyak dikunjungi oleh berbagai macam wisatawan, baik asing maupun dalam negeri.




bangunan yang disinyalir berusia ratusan tahun tersrbut menjadi daya tarik sendiri baik turis asing. Bentuk bangunan yang bergaya arsitektur eropa juga banyak dikunjungi oleh wisatawan manca negara.




Sebuah pemandangan yang biasa jika museum bukan sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya para kawula muda di sekitar area museum.




usia bangunan yang hampir 300 tahun tidak membuat kawasan museum sepi. Bahkan pada malam hari pun di sekitar area museum masih banyak pedagang yang menjajakan dagangannya.




hingga saat  ini berbagai event dilakukan di sana seperti "night at museum" dilakukan oleh komunitas tertentu.museum yang diresmikan tahun 1974 ini masih menarik minat dari berbagai wisatawan, baik muda, tua atau anak-anak sekalipun.




Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.



Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712



atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor,




ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

.





lantas bagaimana sejarah dari museum sejarah jakarta atau museum fatahillah ?





Museum sejarah jakarta atau yang biasa disebut sebagai museum fatahillah merupakan bangunan kuno yang dibuat sejak masa penjajahan VOC. 



Yakni ketika nusantara dijajah oleh vereninging oost indische compagnie, perusahaan dagang hindia timur. Kongsi dagang milik bangsa belanda yang didirikan sejak tahun 1602.




Bangunan museum fatahillah dulunya adalah berfungsi sebagai balaikota bagi kota batavia. 







bangunan ini didirikan sejak masa pemerintahan gubernur jenderal von hoorn tahun 1707. Karena bangunan ini besar, pembangunannya baru selesai sekitar tahun 1712.




 Ketika gubernur jenderal van riebeck berkuasa. Tetapi peresmiannya baru berlangsung sekitar tahun 1710, dimana bangunan belum selesai dibangun.peresmian bangunan ini telah dilakukan.




Bangunan ini berfungsi sebagai balaikota batavia. Yakni terdapat berbagai fungsi didalamnya, seperti sebagai tempat pengadilan ( raad van justitie) sebagai kantor administratif untuk keperluan pemerintah VOC atau kongsi dagang belanda.


Selain itu fungsi lainnya yaitu sebagai
Penjara. Dibawah bangunan ini terdapat penjara, dimana penjara tersebut merupakan tempat untuk menaruh para tawanan perang atau para penjahat perang yang dianggap oleh bangsa belanda.


Untung surapati, cut nyak dien kabarnya pernah dipenjara di tempat tersebut sebelum diasingkan. Beberapa pahlawan nasional juga pernah merasakan ruangan penjara dibangunan balaikota batavia, sebelum mereka diasingkan ke wilayah jajahan VOC lainnya.


Bangunan penjara di balaikota merupakan bangunan yang mengerikan, kabarnya banyak tawanan yang menemui ajalnya sebelum diadili di pengadilan batavia. Karena keadaan penjara yang gelap, sesak serta banyaknya penyakit.




Dalam satu penjara bisa mencapai puluhan orang, sehingga banyak tawanan yang mati sebelum diadili di pengadilan.




Dahulu juga terdapat bangunan penjara dibelakang museum fatahillah yang menjadi tempat tahanan bagi siapa saja yang mampu membayar ruangan penjaranya sendiri. Penjara itu tidak seperti penjara dibawah  balaikota.




Hingga pada akhirnya bangunan  penjara berlantai satu itupun sempat dihancurkan. Sehingga sisa-sisa keberadaannya sulit diketahui.


Kabarnya setelah terjadi tragedi kali angke tahun 1740, banyak orang cina yang dibantai di dekat bangunan balaikota.



Bangunan museum fatahillah meniru konsep dari bangunan istana dam di amsterdam, dengan bangunan utama serta bangunan sanding dikedua belah sisinya.

Seperti halnya istana putih yang dibangun sejak era pemerintahan herman willem daendles. Dimana bangunan tersebutjuga meniru konsep bangunan di perancis.



Memang pada era tersebut, arsitektur eropa dominan dibangun di wilayah-wilayah jajahannya.




Pada abad 19, ketika kota batavia semakin luas  ke selatan. Fungsi balaikota tidak lagi berada di tempat ini, yakni dipindahkan ke kawasan di selatannya. (Sekarang Jalan abdul muis no. 35, pernah juga  dipindahkan ke kawasan sekitar medan merdeka.



Karena pada abad 19, kawasan kota batavia telah meluas hingga ke selatan  bukan lagi sekitar kota tua.



Pada masa dahulu terdapat sumber air dihalaman museum fatahillah, yang menjadi salah satu sumber air. Tetapi sumber air tersebut menghilang dan tertimbun.



Hingga pada akhirnya sesuai dengan lukisan yang dibuat oleh johannes rasch, dilakukanlah pengalian terhadap halaman museum fatahillah. Lalu ditemukanlah fondasi air mancur serta pipa-pipa air dibawah tanah Halaman museum.



Kabarnya itu menjadi sumber air utama bagi masyarakat disekitar situ. Yang sumber air utamanya berasal dari kawasan glodok.




 setelah era kemerdekaan, yakni pada zaman orde baru dilakukan peresmian terhadap bangunan ini sebagai museum sejarah jakarta sekitar tahun 1974
















-----fungsi bangunan sebagai ruang pengadilan----



pada masa dahulu ketika jaman kompeni belanda, gedung ini menjadi tempat pengadilan atau yang disebut sebagai Raad van justite.



Dimana orang-orang yang di tertuduh melakukan tindakan kriminal, para tawanan perang, pembuat makar dan kudeta akan diadili di salah satu ruang gedung balaikota ini.

proses pengadilan bisa mencapai mingguan, bulanan. Biasanya orang-orang yang tertangkap akan dipenjara terlebih dahulu di ruang-ruang penjara di sebelah bawah gedung balaikota atau stadhuis.



kemudian setiap tawanan, pelaku kriminal akan menunggu giliran untuk diadili di pengadilan batavia. lalu diputuskan tentang sejauh mana hukuman yang ditimpakan setelah melalui prosesi pengadilan.



hukuman tersebut bisa berupa hukuman penjara, dicambuk atau eksekusi mati sekalipun.






ilustrasi : kota batavia pada abad ke 17










----fungsi bangunan sebagai ruangan penjara utama----






di bawah gedung balaikota terdapat bangunan penjara utama bagi kota ini. penjara kota batavia, mungkin keberadaan penjara tersebut menjadi momok yang menakutkan bagi para tahanan.

pasalnya dalam ruangan penjara yang sempit tersebut terdapat puluhan tahanan. sebagian tahanan tersebut dirantai "bola besi" di kakinya.

keadaan penjara yang sempit, pengap dan gelap. kurang ventilasi cahaya menyebabkan banyak tawanan yang meninggal dunia sebelum diadili.


jadi sebelum mereka diadili sebagian tahanan telah meregang nyawa terlebih dahulu di ruangan penjara.


selain itu letak ruangan penjara yang berada di bawah museum kadang terendam oleh luapan banjir sehingga para tahanan yang ada di dalamnya makin menderita.



oleh karena itu banyak korban tewas sebelum mereka dapat menjalani prosesi pengadilan di batavia.


Dalam satu penjara bisa mencapai puluhan orang, sehingga banyak tawanan yang mati sebelum diadili di pengadilan.


Dahulu juga terdapat bangunan penjara dibelakang museum fatahillah yang menjadi tempat tahanan bagi siapa saja yang mampu membayar ruangan penjaranya sendiri. Penjara itu tidak seperti penjara dibawah  balaikota.


Hingga pada akhirnya bangunan  penjara berlantai satu itupun sempat dihancurkan. Sehingga sisa-sisa keberadaannya sulit diketahui.


penjara berlantai satu yang terdapat di belakang gedung sangat berbeda dengan penjara di bawah gedung. keadaan penjara di bawah gedung sangat mengerikan.









sisa-sisa tembok kota batavia di kawasan kota tua jakarta









----halaman merupakan tempat eksekusi------





di halaman museum sejarah jakarta tua museum fatahillah merupakan tempat eksekusi bagi para tahanan. seperti yang disebutkan oleh gelman taaylor, banyak yang dihukum mati dengan cara di pancung, di gantung dan di tembak.




hal tersebut bukan hanya berlaku bagi orang-orang pribumi saja, orang-orang non pribumi bahkan eropa pun tempat tersebut menjadi "ladang eksekusi" bagi para tahanan dan tawanan perang. ketika eksekusi dilakukan tidak jarang dipertontonkan pada rakyat.



supaya rakyat masyarakat kota batavia bisa melihat dengan mata kepala sendiri proses eksekusi tersebut.




halaman museum fatahillah tidak ubahnya menjadi "saksi bisu" dari eksekusi yang dilakukan terhadap tawanan perang, tahanan, pelaku kriminal dari kalangan pribumi atau bahkan belanda sekalipun.














----halaman museum pernah menjadi tempat eksekusi mati untuk orang-orang tionghoa--






bahkan pernah  halaman museum ini menjadi ladang pembantaian bagi ribuan rakyat cina atau masyarakat tionghoa. hal tersebut tertuang dalam banyak sumber, di halaman gedung balaikota batavia (museum sejarah jakarta) ribuan rakyat tionghoa di eksekusi mati.



kisahnya bermula dari tahunTahun 1740, merupakan peristiwa yang mengerikan bagi kalangan orang tionghoa di batavia (jakarta).



Terjadi pembunuhan massal yang dilakukan tentara kompeni belanda terhadap masyarakat cina. Korban jiwa mencapai ribuan orang. Mayat-mayat orang cina dibuang ke kaliangke.


 hingga kali tersebut dinamakan kali bangke atau kali angke karena di kali tersebut banyak dibuang jasad-jasad orang tionghoa. Konflik kompeni belanda-tionghoa yang terjadi tahun 1740 berakhir dengan kemalangan bagi kalangan orang tionghoa.




di sebuah kawasan yang disebut dengan patekoan, terdapat pendekar-pendekar cina yang dikenal sebagai guru silat.



Tetapi nasib 8 pendekar cina tersebut berakhir di ujung eksekusi mati. Tragis, kehebatan para  pendekar-pendekar cina pun tidak bisa menandingi meriam-meriam serta senjata milik kompeni.nasib ke 8 pendekar cina itupun berakhir di ujung eksekusi



Ketika terjadi pembantaian orang cina Oleh tentara VOC (kongsi dagang milik belanda) pada bulan oktober 1740.



 mengakibatkan ribuan orang cina terbunuh. Seperti yang disebutkan oleh Vermeulen jumlah orang cina hanya tinggal 600 orang di dalam tembok kota Batavia. Sebagian orang cina terpaksa melarikan diri keluar tembok kota Batavia. 



Jumlah masyarakat cina menurun drastis di kota batavia , produksi gula mengalami penurunan. Karena banyak pabrik gula yang tidak beroperasi. timbul defisit ekonomi pasca terjadinya Tragedi kali Angke.




Produksi Gula sempat terhenti karena tadinya banyak buruh pabrik gula dan pengusaha gula dari kalangan Cina yang terbunuh.



orang cina yang awalnya sebagai kawan atau rekan dari belanda sejak lama, pada oktober 1740 menjadi korban keganasan pemerintahan kompeni.


Di dekat museum sejarah jakarta (stadhuis, balaikota batavia jaman dulu) berlangsung eksekusi masal terhadap orang-orang tionghoa. 



Tadinya seperti yang dikatakan Van maurik, orang cina dan pemukimannya menyebar hampir di seantero kota batavia.




Pemukiman Cina di batavia padat, rumah mereka terbuat dari batu bata saling berdempetan satu sama lainnya. Ada Rumah yang berlantai satu dan adapula orang tionghoa yang berlantai 2.


sebelum terjadinya peristiwa kaliangke tersebut, jumlah orang cona di batavia mencapai lebih dari 10.000 orang. Tetapi akibat konflik, pembantaian tersebut, jumlah orang cina hanya tinggal kurang lebih 600 orang. Hal itu seperti yang dikatakan oleh vermeulen dalam tulisannya.





















_






-----sejarah awal pendirian---



Pada awal mulanya, balai kota pertama di Batavia dibangun pada tahun 1620 di tepi timur Kali Besar. Bangunan ini hanya bertahan selama enam tahun sebelum akhirnya dibongkar demi menghadapi serangan dari pasukan Sultan Agung pada tahun 1626.



Sebagai gantinya, dibangunlah kembali balai kota tersebut atas perintah Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen di tahun 1627.




Lokasinya berada di daerah Nieuwe Markt (sekarang Taman Fatahillah). Menurut catatan sejarah, balai kota kedua ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian.




Tahun 1648 kondisi balai kota sangat buruk. Tanah di kota Batavia yang sangat labil dan beratnya bangunan ini menyebabkan perlahan-lahan turun dari permukaan tanah.



Akhirnya pada tahun 1707, atas perintah Gubernur-Jenderal Joan van Hoorn, bangunan ini dibongkar dan dibangun ulang dengan menggunakan pondasi yang sama.




 Peresmian Balai kota ketiga dilakukan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck pada tanggal 10 Juli 1710, dua tahun sebelum bangunan ini selesai secara keseluruhan.



Selama dua abad, balai kota Batavia ini digunakan sebagai kantor administrasi kota Batavia. Selain itu juga digunakan sebagai tempat College van Schepenen (Dewan Kotapraja) dan Raad van Justitie (Dewan Pengadilan).



Awalnya sidang Dewan Pengadilan dilakukan di dalam Kastil Batavia. Namun dipindahkan ke sayap timur balai kota dan kemudian dipindahkan ke gedung pengadilan yang baru pada tahun 1870.









periodesasi waktu
batavia dari waktu ke waktu      :



1619-1799    --  berdirinya kota batavia
                           Era penjajahan kompeni
                           Belanda



1808-1811  --- batavia dibawah
                          belanda perancis




1811 -1816 --- batavia di bawah
                          inggris




1816-1942  ---batavia dibawah
                         kolonial belanda




1942-1945----batavia di bawah
                        jepang




1945 -.......batavia atau jakarta
                  Dibawah republik indonesia








Diambil dari :


Sejarah Jakarta 400 tahun, Susan blackburn

Sejarah kehidupan sosial di batavia, gelman Taylor



Sejarah tionghoa di batavia,


Wikipedia, museum fatahillah





                             

1 komentar: