Kamis, 03 Agustus 2017

Sejarah kawasan kampung melayu













Kawasan kampung melayu merupakan nama kelurahan kampung melayu yang merupakan bagian dari kecamatan jatinegara kotamadya jakarta timur.







Nama kampung melayu sendiri karena kawasan tersebut didiami oleh orang-orang melayu sejak abad ke 17.







Kawasan tersebut dulu bukan menjadi bagian dari kota batavia/jakarta. Karena jauh di selatan batavia serta berada di luar tembok kota batavia.







Orang-orang melayu banyak menetap disana sehingga disebut kampung orang-orang melayu atau "kampung melayu"







Salah seorang yang berpengaruh disana adalah wan abdul bagus, anak ence bagus yang lahir di patani, selatan thailand.







Wan abdul bagus berkerja untuk kongsi dagang belanda , ia merupakan bawahannya orang-orang belanda.







Oleh pihak belanda, wan abdul bagus dikenal sebagai orang yang cakap, jago berdiplomasi serta mampu menyusun administrasi yang baik sehingga ia banyak diberikan jabatan oleh VOC atau pihak belanda.







Ia pernah menjadi juru tulis, pernah juga menjadi juru bahasa atau duta dan utusan Bahkan ketika VOC atau belanda tengah membantu mataram untuk bertempur  melawan trunojoyo pada masa itu,wan abdul bagus juga disertakan dalam peperangan.







Begitu juga ketika belanda memberikan bantuan untuk sultan haji ketika terjadi perang di banten, wan abdul bagus juga disertakan dalam peperangan.





 Hingga akhir hayatnya wan abdul bagus selalu diberikan jabatan oleh kongsi dagang belanda. 




Hingga ia pernah dikirim oleh pihak VOC sebagai duta atau utusan ke sumatera barat.







Jadi penamaan kawasan kampung melayu sesuai dengan nama atau suku bangsa yang menghuni kawasan tersebut.



keberadaan orang-orang melayu sudah ada sejak masa batavia awal, meskipun jumlahnya masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah orang-orang eropa dan belanda.




Sejak pendirian awal kota Batavia, atau yang dinamakan kawasan old Batavia/oud Batavia.



Jumlah penduduk pada tahun 1673 adalah sekitar 27.000 orang yang berada dalam tembok kota. 




Dari total populasi, komunitas budak adalah yang terbanyak sekitar 13.000 orang atau sekitar 48-49 persen total keseluruhan jumlah penduduk kota.





Sedangkan jumlah orang tionghoa adalah sekitar 2700 orang atau 10 persennya. 




Orang-orang eropa di Batavia hanya sekitar 7-8 persennya saja dari total keseluruhan jumlah penduduk.





 Memasuki tahun abad 19, jumlah penduduk menurun drastic karena adanya migrasi penduduk.





dari jumlah tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah kompeni di batavia, jumlah orang melayu yang mendiami dalam tembok kota adalah sekitar 611 orang pada tahun 1673.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar